Minggu, 27 November 2011
Beli Jeans di Cihampelas
Dulu, sebelum jalan Dago dipenuhi oleh Factory Outlet (FO) dan Pasar Baru di Jalan Otista direnovasi, pelancong yang datang ke Bandung memilih untuk berbelanja di Jalan Cihampelas. Di jalan ini lah yang menjadi cikal bakal bermunculannya FO dan toko jeans di kawasan Bandung.
Cihampelas dikenal sebagai sentra pertokoan bagi produk celana jeans. Sehingga sering dikenal sebagai pusatnya jeans Bandung. Namun seiring perkembangan Cihampelas juga menawarkan barang dagangan selain jeans.
“Mungkin setelah FO bergeser ke Dago, dan lambat laun ditinggalkan pengunjung, akhirnya toko jeans juga menjual selain jeans, seperti kaos, kemeja , sepatu dll,” ujar Sunaya, tukang parkir yang sudah belasan tahun menguasai lahan parkir di Cihampelas.
Selain munculnya sentra belanja di tempat lain yang menjadi saingan, anggapan bahwa Cihampelas adalah jalan termacet di Kota Bandung, ikut membuat kunjungan ke lokasi ini juga kurang diminati, khususnya pengunjung lokal. Kemacetan di jalan Cihampelas memang sering terjadi terutama saat jam berangkat atau pulang kerja.
Jalan yang tidak terlalu lebar, hanya muat untuk tiga kendaraan berjajar satu arah itu tidak mampu menampung kendaraan yang datang dari arah Jalan Setiabudi atau Siliwangi. Kemacetan akan semakin bertambah setiap kali weekend, hari Sabtu dan Minggu.
“Sejak dulu sampai sekarang, jalan tidak pernah dilebarin, jadi ya selalu macet kalau sore, apalagi hari minggu,” ujar Suryana.
Namun kemacetan yang sering terjadi rupanya menjadi pertanda bahwa Cihampelas masih menjadi salah satu tujuan favorit pelancong yang mampir ke Bandung. Banyak turis asal Malaysia dan Singapura yang masih memilih mencari jeans di sini.
Cihampelas kini juga semakin padat dengan munculnya sejumlah hotel dan mal Cihampelas Walk (Ciwalk).
Namun hingga saat ini ciri khas sentra perdagangan jeans Cihampelas masih tetap dipertahankan, yakni memasang patung-patung super hero di pintu masuk toko atau diatas bagunan toko. Patung super hero itu dipajang sesuai dengan nama tokonya. Seperti toko jeans Aladin, maka diatas bagian depan ruko patung Aladin berukuran besar dipasang. Selain Aladin, sejumlah tokojuga memasang patung super hero lain seperti
Tokoh super hero yang masih terus bertahan diantaranya Superman, Cat Women, dan Spiderman. Selain menggunakan nama super hero, toko di Cihampelas juga sering dinamai dengan hal-hal yang unik sehingga terkesan tidak biasa. Satu yang masih tetap bertahan adalah toko jeans Korek Api Jeans.
Toko-toko jeans tersebut masih tetap bertahan meski terus bermunculan toko baru lain di jalan Cihampelas. Selain bermunculannya toko-toko baru yang lebih gaul dan menawarkan pakaian yang up to date, khususnya bagi kalangan remaja gaul, toko-toko super hero itu pun harus bersaing dengan PKL penjual kaos khas Bandung.
Belasan PKL itu menjual kaos dengan harga sangat murah mulai dari 10 ribuan per buahnya. Mereka menggelar dagangannya tepat didepan toko.
Namun meskipun macet, Cihampelas masih tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal atau asing yang berkunjung ke Kota Bandung. Sebab , dijalan ini, pengunjung akan dimanjakan dengan tersediannya toko-toko jeans murah, mal dengan kafe untuk hang out , restoran, toko oleh-oleh khas Bandung dan hotel dengan harga miring.
Selain itu bagi warga Jakarta, berkunjung ke Cihampelas sangat mudah dijangkau. Sebab sejumlah travel membuka kantor cabangnya di jalan ini.
Minggu, 20 November 2011
Toko Kue Jadul di Bandung yang Masih Bertahan
Canary Bakery & Cafe terletak di Jalan Braga nomor 16. Toko ini beroperasi setiap hari mulai pukul sembilan pagi hingga sembilan malam. Lokasi toko ini sebenarnya bersebelahan dengan toko kue legendaris lain yang pernah ada di Braga, Sumber Hidangan (sudah tutup).
Bangunan utama toko ini masih sama sejak dulu dibangun. Ada beberapa perubahan yang dilakukan pemilik toko seperti memperlebar kaca depan toko agar kue-kue yang dipajang didalamnya dapat terlihat dan menarik minat konsumen untuk membeli. Canary Bakery & Cafe masih membuat roti legendaris seperti kue bagelen dan pisang bolen.
Sekitar 200 meter dari toko ini , terdapat toko kue “jadul” lainnya yakni toko Braga Permai, tepatnya di jalan Braga 58. Toko ini buka lebih siang yakni pukul 10 dan tutup pukul 10 malam.
Braga Permai hingga kini masih menjadi pilihan favorit untuk nongkrong menikmati sore di Jalan Braga. Resto legendaris peninggalan Belanda ini dulunya memang menjadi tempat nogkrong kaum kolonial Belanda.
Dulu, selain dapat makan didalam resto, pengunjung masih bisa menikmati sajian cake dan ice cream diterasnya sambil cuci mata melihat indahnya suasana Braga. Kini menikmati hidangan diterasnya sudah tidak senyaman dulu karena Braga semakin macet.
Roti yang disajikan disini memiliki cita rasa yang masih sama dengan roti yang dibuat jaman dulu. Sebab baik chef/ koki hingga pelayannya merupakan pegawai tua yang setia untuk tetap mempertahankan berdirinya
toko ini.
Beberapa menu roti yang paling digemari antara lain Coupe La Braga, Bitter Ballen, Saucys Brood dan Amandel Brood Cheese Stick. Harga roti disini memang lumayan mahal, maklum roti yang disantap disini adalah roti yang dulu hanya bisa disantap orang Belanda dan kaum bangsawan saat itu.
Agak jauh dari Jalan Braga, yakni Jalan Oto Iskandar Dinata yang sering disingkat menjadi Otista juga terdapat toko kue yang masih tetap bertahan. Bangunan tampak depan masih tetap sama, karena pemiliknya memang sengaja tidak ingin merubah toko tersebut.
Toko yang dinamakan Toko Sidodadi, di Jl Otista Nomor 255 , tidak jauh dari pusat pertokoan Pasar Baru Bandung ini hanya menjual roti bebas pengawet. Diantara semua toko roti ala Belanda, toko roti Sidodadi didirikan dengan konsep citra roti yang dianggap sebagai jajanan kaum elite.
Toko yang buka sejak pagi hingga sore ini selalu penuh pengunjung. Dibagian depan toko juga dapat dilihat pembuatan kue tradisional Cara Bikan.
Roti disini dijamin enak, harganya jauh lebih murah dibandingkan di toko roti jadul yang disebut diatas. Misalnya roti isi kornet keju harganya 3.700 rupiah saja. Rata-rata roti ukuran kecil dijual antara 2.600 rupiah hingga 5.500 rupiah. Jangan lupa untuk mencoba roti jadul seperti roti gambang, roti krenten atau kismis,dan roti tawar.
Ingat Travel 4848? Tak Lekang Di Gulung Jaman
Travel 4848 adalah salah satu pionir dimulainya bisnis antar jemput penumpang. Pada awalnya 4848 membuka pul di Jalan Viaduct Kota Bandung sekitar tahun 1998.
Seperti diceritakan salah satu pendirinya H. Wahyudin, 4848 menjadi perusahaan yang maju sehingga jumlah kendaraan terus ditambah dan membutuhkan pul yang lebih luas.
Sekitar tahun 2003, pul kemudian dipindah ke jalan Kebon Kawung. Di lokasi barunya, yang tidak jauh dari Stasiun Bandung, perusahaan ini terus mengalami perkembangan. Angkutan antar jemput pun merambah ke bisnis lain yaitu antar barang. Kendaraan yang paling disukai konsumen " dulu" adalah L300 dan itu masih dipergunakan hingga sekarang. Memang
ada juga kendaraan baru yakni colt diesel 14 seat. Sayangnya, tidak ada AC.
Kondisi peremajaan kendaraan yang tanggung ini membuat 4848 semakin tidak bisa bersaing dengan travel lain di Kota Bandung. Bisnis travel menjadi bisnis yang semakin ketat. Sehingga pantas kemudian nama 4848 pun seakan tenggelam oleh travel lain.
"Kami akui persaingan sangat ketat, namun kami masih bisa tetap beroperasi. Kami kini fokus melayani tujuan ke
timur," ujar Wahyudin saat ditemui di pul 4848 Jalan Kebon Kawung.
Kini kantor pusat 4848 tidak lagi di Kebon Kawung , tetapi pindah lagi di Jalan Cipedes Tengah 196 Kota Bandung. Namun kantor Kebon Kawung masih beroperasi khususnya melayani perjalanan ke arah timur Jabar.
Satu hal yang masih dijaga oleh 4848 adalah melayani penumpang antar jemput hingga ke depan rumah. Fasilitas jemputan ini lah yang membuat 4848 masih tetap digemari pelanggannya, khususnya warga yang hendak
mudik ke wilayah timur Jawa Barat. Ongkosnya pun cukup murah hanya 40 ribu rupiah hingga 60 ribu per penumpang. Tergantung tujuannya, apakah ke Kuningan, Tasik, Cirebon.
Selain itu, 4848 juga membuka perjalanan ke Pangandaran yang berangkat dua kali setiap harinya, yakni pukul 5 sore dan 12 malam. Sementara dari Pangandaran berangkat pukul 10 siang.
Sabtu, 12 November 2011
War Game di Mal
Dor..dor.., sekelompok orang dengan seragam loreng khas TNI saling adu tembak disebuah mal di Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung. Tetapi itu bukan penyerbuan sarang teroris yang dilakukan oleh TNI. Hanya penggemar olah raga ekstrem, Air Soft Gun yang sedang adu tembak.
Mereka nampak mirip dengan anggota Kopasus yang sedang berperang. Berbaju loreng, mengenakan rompi anti peluru dan tentunya sebuah senapan serbu jenis AK. Namun semuanya hanya imitasi. Senapannya pun hanya mainan, buatan China.
Banyak cara untuk melepaskan stress diakhir pekan sekaligus menguji adrenalin. War Game, atau permainan perang-perangan adalah salah satu pilihan yang kini mulai banyakdisukai. Di Bandung ada beberapa lokasi yang dapat digunakan untuk menikmati War Game.
Ada yang menyukai Paint Ball namun ada juga yang lebih menyukai Air Soft Gun. Keduanya menggunakan peluru yang diisi cat, sebagai penanda jika lawan tertembak, peluru akan pecah menyeburkan cat.
Air Soft gun memang lebih ekstrem, karena semua peralatannya , khususnya senjata yang digunakan merupakan replica dari senjata perang yang sering digunakan oleh prajurit betulan. Sehingga bagi pemiliki senjata Air Soft Gun, tidak boleh sembarangan di pamer-pamerkan.
Bahkan untuk bisa memiliki senjata mainan tersebut lumayan sulit, jika tidak membelinya pada toko resmi yang diijinkan oleh aparat.
Di Kota Bandung pun saat ini hanya ada satu lokasi yang dapat digunakan untuk memainkan War Game jenis ini, yakni di Lucky Square Mal Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung. Meski didalam mal, lahan yang dipakai lumayan luas, yakni di lantai sembilan mal tersebut.
Lokasi permainan juga diseting sedemikian rupa seperti sebuah arena pertempuran sebenarnya. Ada tempat berlindung yang dibuat dari ban bekas dll. Komunitas penggemar Air Soft Gun di Bandung yakni Basecamp sering berkumpul disini setiap akhir pekan.
Dimas Pramudito Manager Operasional Bascamp Air Soft Gun Bandung permainan ini tidak pernah sepi peminat. Beberapa kelompok penggemar Air Soft Gun di Kota Bandung sering bertemu dan adu nyali saling tembak di mal tersebut.
“Sebelumnya untuk menikmati aksi tembak-tembakan ini dilakukan di sembarang tempat, seperti hutan atau gedung kosong. Namun kini lebih aman dilakukan di mal, ada tempat khusus,” katanya belum lama ini.
Organisasai ini menyiapkan tempat untuk bertarung, berlatih dan memberikan informasi bagi penggemar adu tembak. Selain itu pemilik replika senjata juga dapat difasilitasi untuk diurus perijinannya.
“Para penggemar permainan ini biasanya punya tiga motifasi. Pertama memang mau main, kedua mau jadi kolektor senjata tiruan dan yang ketiga cuma mau gagah gagahan. Kita hindari yang ketiga.”
Tetapi bagi anda yang hanya ingin mencoba permainan ini, tidak perlu memiliki senjata sendiri. Sebab, biasanya disediakan seluruh perangkat permainan oleh penyelengara. Tentu ongkos sewanya lebih mahal. Jika membawa peralatan sendiri ongkos sewa masih dibawah 50 ribu rupiah per jamnya, sementara jika anda meminjam seluruh perangkat, biayanya lumayan mahal, sekitar 125 ribu rupiah per jam. Harga sewa akan berbeda-beda diantara lokasi penyelenggara Air Soft Gun.
Selain Air Soft Gun, War Game lainnya yang juga diminati penggila olah raga ekstrim adalah Paint Ball.
Seragam yang digunakan mirip dengan Air Soft Gun, baju loreng, rompi serta google atau helm pelindung kepala. Namun senjata Paint Ball tidak mirip dengan senjata aslinya. Sehingga tidak bisa dikoleksi. Biasanya senjata ini hanya dimiliki oleh event organizer penyelenggara outbound.
Dalam sekali permainan, biasanya pemain mendapatkan 40 butir peluru cat yang dimasukan dalam senapan gas. Simulasi perang biasanya dilakukan dialam terbuka, sebuah hutan kecil buatan yang dikelilingi jaring pengaman agar peluru nyasar tidak melewati area permainan.
Dalam permainan juga diatur oleh wasit, agar tidak terjadi kecurangan. Sebab jika tertembak dalam jarak dekat, rasa sakitnya lumayan. Sehingga dalam permainan tidak diperkenankan saling lepas tembakan dalam jarak 5 meter. Jarak tembak Paint Ball sendiri capat mencapai 50 meter.
“Satu babak lima menit, tetapi sudah bekeringat. Rasanya juga ingin main terus. Bisa dua hingga tiga kali babak permainan,” ujar pegawai salah satu BUMN, Satria yang menjadi penggemar War Game.
Penggemar permainan ekstrem ini memang banyak dari kalangan orang berduit. Maklum saja, harga peralatan Air Soft Gun cukup mahal. Kalaupun menyewa, seperti Paint Ball, juga bisa sampai ratusan ribu untuk satu jam saja. Meski mahal, ternyata perainan ini tidak pernah sepi peminat.
Untuk menikmati permainan Paint Ball, di Kota Bandung banyak EO yang menyediakan permainan ini. Beberapa lokasi yang sering digunakan antara lain wilayah hutan Cikole Lembang Kabupaten Bandung, Gunung Putri atau Citereup Kabupaten Bogor, Lido Lakes Resort Sukabumi, Tangkuban Perahu Bandung Barat atau di Alam Sutera Tanggerang.
Sama seperti Air Soft Gun, penggemar Paint Ball pun memiliki komunitas atau kelompok yang sering melakukan adu tembak.
Paint Ball sendiri konon berasal dari Amerika dan dianggap sebagai olahraga extreme yang sangat populer dan telah dimainkan di hampir 100 negara di dunia.
Jajan Sepatu Kulit di Cibaduyut
Ingat Cibaduyut, ingat sepatu kulit. Kawasan ini memang sudah dikenal sebagai surga sepatu kulit. Sudah lama Cibaduyut menjadi sentra industri kecil yang dikenal sebagai pusatnya produksi sepatu di Bandung.
Memasuki kawasan ini anda akan disambut oleh dua patung sepatu ukuran jumbo, tepat diujung jalan masuk Cibaduyut. Memasuki sentra sepatu yang lokasinya tidak jauh dari Terminal Leuwipanjang ini, bagi anda yang gemar berbelanja sepatu akan merasakan surga belanja sepatu. Bagaimana tidak, sepanjang jalan Cibaduyut berjejeran toko-toko besar dan kecil yang menjual sepatu, tas, jaket kulit dll.
Berbelanja di Cibaduyut juga tidak perlu terburu-buru, sebab akan banyak pilihan model sepatu dan variasi harga yang anda temukan. Soal parkir kendaraan juga tidak perlu khawatir. Bus wisata ukuran besar pun sering mampir ke sentra industri sepatu di Kota Bandung ini.
Industri sepatu di Cibaduyut sempat mengalami pasang surut. Pada tahun 70 hingga 90 –an, Cibaduyut menjadi pilihan wisatawan baik lokal atau asing untuk berbelanja sepatu. Namun memasuki tahun 90-an akhir hingga 2000-an sentra industri yang berada di selatan Kota Bandung ini sempat terpuruk. Penyebabnya adalah membanjirnya produk sepatu asal China.
Sepatu buatan Cibaduyut sebetulnya sudah banyak dipakai berbagai kalangan. Hanya saja, jika memakai label lokal Cibaduyut pemakainya seakan merasa belum naik kelas. Harus diakui konsumen lebih menyukai sepatu dengan merek asing yang terdengar lebih trendi dan up to date, meski aspal (asli tapi palsu). Padahal, sepatu dengan merek terkenal kenyataannya banyak yang dibuat di Cibaduyut.
Kini Cibaduyut kembali berbenah untuk mengembalikan kawasan ini sebagai salah satu ikon wisata di Kota Bandung. Anggapan miring terhadap kualitas sepatu seperti mudah rusak dan kurang nyaman mulai ditepis dengan berbagai produk baru dan trendi.
Selain wisatawan yang berdatangan ke toko-toko sepatu di Cibaduyut, banyak juga pesanan yang masuk dari luar negeri melalui internet. Hal ini menandakan kualitas sepatu Cibaduyut setara dengan produk negara lain. Selain produk sepatu, Kawasan Cibaduyut juga terkenal akan produk kulitnya, seperti jaket, tas, ikat pinggang, dan aksesoris jenis lainnya.
Kini selain sepatu, di kawasan yang termasuk wilayah Kec.Bojongloa Kidul tersebut, pengunjung bisa menemukan beranekaragam barang yang terbuat dari kulit. Seperti sandal, tas, dompet, ikat pinggang hingga barang lainnya.Produknya kini sudah mulai dikenal luas hingga ke luar negeri.
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan (KUKM Perindag) Kota Bandung, jumlah usaha di sentra sepatu Cibaduyut pada 2008 mencapai 867 unit usaha yang menyerap sekitar 3.613 tenaga kerja. Kapasitas produksi lebih dari 5 juta pasang pertahun.
Selain itu , semakin tumbuh pula kegiatan ekonomi dengan bermunculannya showroom/ oulet sepatu , penjual bahan baku, industri sol sepatu hingga industri kemasan untuk produk sepatu.
Kawasan Cibaduyut memang masih harus dibenahi terutama akses jalan dan parkir yang lebih luas. Sebab setiap kali liburan atau weekend, kawasan ini selalu macet oleh banyaknya bus-bus wisata dan parkir motor.
Sabtu, 05 November 2011
Urban Jazz 2011 Bandung @ Hariss
Syaharani, David Naif, Ira Swara, Once Mikel, Ari Lasso dan sejumlah musisi nasional tampil memuaskan publik pecinta musik jazz di Kota Bandung dalam gelaran Magnum Urban Jazz Cross Over. Konser musik menampilkan perpaduan musik jazz dengan genre musik lain.
Syaharani tampil sebagai pembuka konser ini. Musisi jazz nasional ini mampu membuat penonton langsung merangsek mendekati panggung dan berjoget mengikuti irama musik dance dari lagu milik U2 “Elevation”. Elevation dibawakan dengan energik oleh Syaharani yang diduetkan dengan Ronnie, seorang raper.
Raisa Adriana muncul sebagai penampil kedua diiringi para musisi pimpinan Viky Sianipar. Raisa menyanyikan Sweet Disposition ( The Temper trap). Raisa kemudian memanggil Firman. Jebolan Indonesia Idol ini mendapatkan sambutan hangat dengan tembang Ingin Bercinta ciptaan Dany Ahmad.
Karakter vokalnya yang nge-rock, ternyata mampu membawakan lagu ini dengan irama jazz. Lagu Ingin Bercinta , yang aslinya memang lagu rock dibuat terasa mendayu dengan ransemen ulang nada jazz klasik-swing. Benar-benar menyeberang dari lagu aslinya, cross over.
Panampilan berikutnya yang tak kalah energik adalah David, vokalis Band Naif. David yang asli orang Bandung mencoba berkomunikasi dengan bahasa Sunda dan mulai merayu pengunjung wanita dengan medley tiga lagu dari Bruno Mars, Prince dan Suede yang semuanya bertema tentang kecantikan perempuan- Nothi’n On You, Beautiful Ones.
“Lagu tadi untuk perempuan Bandung nu Garareulis (cantik-cantik),”teriak David disambut teriakan histeris penonton perempuan dan tepuk tangan dari sekitar 500 orang penonton yang hadir.
Musisi dangdut Ira Swara menjadi salah satu artis yang ditunggu-tunggu penonton. Terbukti lagu Cinta Satu Malam yang dipopulerkan Malinda diubah total dengan aransemen jazzy yang lembut. Sementara vocal Ira yang manja mampu membawakan lagu ini semakin seksi. Penonton pun tak sungkan-sungkan ikut bernyanyi, ternyata mereka hapal benar lagu dangdut tesebut. Ira melanjutkan dengan tembang milik Pussy Cats Doll, Don’t Cha dan La Samba Primadona yang pernah dipopulerkan oleh Krakatau Band. Seperti saat tampil menyanyikan lagu dangdut, kali ini pun Ira ditemani oleh para dancer berbusana mini menambah meriah suasana.
Musisi pendukung Urban Jazz yang tampil berikutnya adalah Krisyanto, mantan vokalis band Zamrud. Ia berduit dengan Ras Muhamad, musisi reggae menyanyikan lagu rap Bebas, ciptaan Iwa K.
Ras Muhamad masih melanjutkan aksinya, sementara Krisyanto menghilang dan digantikan dengan Firman. Mereka berduet membawakan lagu Bob Marley, 3 Little Bird dan melanjutkannya dengan tembang Price Tag milik Jessie J. Aksi Ras luar biasa. Ocehan rap dan reggae- nya sangat pas dengan aransemen musik cross over dari Viky Sianipar.
Urban Jazz ternyata juga menjadi pertemuan dua mantan vokalis Dewa19 yakni Ari Lasso dan Once Mikel. Ari menyapa penonton terlebih dulu dengan tembang Aku Disini Untukmu yang pernah ia populerkan bersama Dewa19. Usai itu, ia berduet dengan Once membawakan tembang milik The Queen, Becycle. Penampilan keduanya sangat memuaskan dahaga pecinta musik Bandung terlebih bagi penggemar Dewa. Once menyanyikan lagu kedua menjelang akhir konser. Bersama dengan Krisyanto dan Firman, ketiganya membawakan All For One yang pernah dipopulerkan trio Bryan Adam.
David Naif yang kembali muncul berduet dengan Firman menutup panggung Urban Jazz dengan Satisfaction ala Rolling Stone.
Workshop Batik @ Bandung
Batik sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Nah, untuk lebih mencintai batik yuk ikut belajar membatik.
Di Bandung kebetulan ada dua sanggar batik yang siap memberikan ilmunya kepada Anda untuk belajar membuat batik. Yakni Batik Hasan dan Batik Komar, kedua lokasi belajar membatik ini cukup berdekatan. Batik Hasan berada di Jalan Cigadung Raya Timur Nomor 136 sementara Batik Komar di Jalan Cigadung raya Timur 1 Nomor 1.
Belajar membatik disini bisa dilakukan dalam beberapa paket, mulai paket satu hari hingga paket 10 hari. Memang tidak akan langsung menjadi mahir membuat batik, karena proses membatik merupakan proses yang panjang. Namun paling tidak kita dapat mengetahui bahwa membatik dapat menunjukan bahwa masyarakat Indonesia penuh tata krama dan adat istiadat. Proses batik mengajarkan kesabaran, keuletan serta kreatifitas.
Walaupun saat ini di Indonesia penggunaan batik sudah memasyarakat, namun tidak banyak yang mengetahui bagaimana proses batik. Oleh karena itu, Hasan Batik sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam produksi batik mengadakan program workshop batik.
Dalam kegiatan workshop tersebut peserta akan diperkenalkan dengan motif tradisonal dan motif kontemporer terutama pada anak-anak usia dini. Peserta atau pengunjung juga akan diberikan pengetahuan singkat tentang sejarah batik, proses serta perkembangan batik. Ujungnya akan memupuk kecintaan terhadap batik sebagai produk lokal nasional.
Hal yang sama juga dilakukan di Batik Komar. Menurut Tetu, salah satu pengelola Batik Komar, ada beberapa paket belajar membatik yang ditawarkan bagi pengunjung.
Misalnya paket untuk membatik kain sebesar sapu tangan berukuran sebesar sapu tangan (40cm x 40 cm) dalam waktu satu hari saja yakni mulai pukul 08.00 hingga 16.00 setiap pengunjung dikenakan biaya sebesar 90 ribu.
“Karena hanya satu hari maka batik cap yang dibuat, mencoba membatik dengan tulisan dilakukan hanya untuk memberikan nama pembuatnya saja. Pewarnaannya pun hanya satu warna saja. Kain batik yang dibuat menjadi oleh-oleh,” kata dia.
Tetu menyatakan semua bahan –bahan akan disiapkan oleh Batik Komar, sehingga pengunjung tidak akan repot.
Biasanya, peserta yang datang dari kalangan pelajar dan orang-orang bule atau orang asing dari Jepang dan Malaysia. Ruangan dan pendopo yang luas nampak asri di Batik Komar cukup mampu menampung puluhan orang yang berminat belajar membatik.
Jika Anda ingin menjadi professional, paket 10 hari juga disiapkan. Biaya workshop dikenakan sebesar 3 juta rupiah perorang. Paket ini akan mengarahkan pesertanya menjadi perajin batik pemula dan dilanjutkan dengan proses penjualan karya batiknya.
Pesertanya akan mendapatkan pengetahuan secara detail terkait proses membatik hingga mempraktekannya. Mulai dari proses pembuatan desain dan sketsa , pembuatan lilin (malam) , pewarnaan hingga pemberian sertifikat.
Setelah lulus, mereka akan diarahkan menjadi entepreuner bidang usaha kecil batik dan desain.
“Ada juga orang Jepang yang suaminya bekerja di Indonesia.Dari pada tidak ada pekerjaan, ia tertarik belajar batik, mengambil paket 10 hari,” kata Tetu.
Sementara itu di Batik Hasan kegiatan workshop juga dilakukan sepanjang hari kecuali hari Minggu. Waktunya mulai pukul 09.00 hingga 16.00.
Biaya yang dikenakan tidak jauh berbeda. Misalnya membuat batik hiasan dinding dengan kain ukuran 30cm x 30cm dikenakan biaya 100 ribu perorang. Namun harganya dapat didiskon jika belajar lebih dari lima orang.
Workshop berlangsung selama dua hingga tiga jam dengan waktu yang fleksibel sesuai keinginan pengunjung. Batik hasan juga membuka kursus membatik cap atau batik tulis.
Nah , jika sudah pernah merasakan sulitnya membatik, Anda akan semakin menghargai karya bangsa yang benar-benar asli berasal dari Indonesia ini.
Di Jalan Suci, Kaos Kampanye hingga Distro Diproduksi
Jalan Suci atau kepanjangan dari Surapati-Cicaheum sudah puluhan tahun dikenal sebagai sentra produksi kaos oblong. Di Jalan ini ada ratusan kios atau rumah toko yang membuka usaha pembuatan kaos oblong beserta turunannya, seperti pembuatan jaket, spanduk, usaha printing, pembuatan iklan luar ruang dll.
Memasuki kawasan ini anda akan disambut sebuah billboard kecil yang mengucapkan selamat datang di kawasan sentra industri kaos Bandung.
Sentra kaos Suci awalnya usaha yang dirintis sejumlah orang muda kreatif di Bandung. Tak disangka berkembang menjadi sebuah sentra usaha di sepanjang ini .Pemkot Bandung sendiri sudah menjadikan Jalan Suci sebagai salah satu tujuan wisata kreatif.
Salah satu pelakunya, yang juga Ketua Koperasi Perajin Kaos Suci Marnawi Munamah mengatakan industri kaos oblong di Jalan Suci tidak pernah mati. Saat krisis tahun 1998 lalu pun, industri ini tidak terpengaruh banyak, bahkan semakin banyak kios-kios baru yang muncul.
Mungkin karena industri ini tidak perlu memubutuhkan banyak modal dan dapat dikerjakan “ririungan” (gotong royong).
Pelaku industri sablon kaos di Jalan Suci satu sama lain memang saling membutuhkan. Dalam satu kegiatan usaha tidak semua dikerjakan sendiri oleh satu toko. Untuk mengerjakan pesanan besar, mereka bahkan sering kali membagi-bagi pekerjaan.
“Modal untuk memenuhi pesanan tidak semuanya bisa diatasi sendiri, sehingga sering bagi-bagi pekerjaan dengan rekan sesama pengusaha . Ada yang menyiapkan kain, ada yang membuat desain dll,” ujar Marnawi.
Saat ini diperkirakan ada sekitar 300 orang pelaku usaha kecil yang terus memproduksi kaos oblong. Pesanan tidak pernah berhenti berdatangan. Sebab usaha distro dan factory outlet (FO) di Kota Bandung pun masih terus tumbuh.
Distro dan FO memang memesan pembuatan kaos oblong di sentra ini. Biasanya mereka hanya memproduksi sesuai pesanan karena desain sudah ada dari distro atau FO.
Selain itu, pesanan dari sejumlah perusahaan seperti perbankan dan perusahaan operator telepon juga sering diterima mereka.
Selain pesanan yang rutin diterima dari distro dan FO, ada waktu-waktu tertentu yang membuat produksi kaos oblong di Jalan Suci meningkat tajam. Seperti saat awal masuk sekolah, biasanya banyak pesanan kaos seragam olah raga. Pesanan dari sejumlah kampus juga sering diterima biasanya jelang ospek.
Momen lainnya yang ditunggu adalah datangnya musim pemeilihan kepala daerah. Untuk berkampanye banyak pejabat yang memesan kaos kampanye di jalan Suci ini. Tentunya kualitas kaos yang dipesan tidak sebagus kaos untuk distro atau FO.
Widyarto Wiwied , pemegang merek kaos C59 menyatakan pada momen pilkada biasanya pesanan kaos dapat mencapai jutaan potong. Saat pemilu presiden beberapa waktu lalu saja pesanan kaos partai untuk kampanye diperkirakan mencapai 8 juta potong.Wah!
Harga kaos oblong yang ditawarkan berfariasi sesuai dengan jenis kain dan desain yang dinginkan. Namun untuk kelas kaos partai harga perpotong bisa dibeli 5ribu rupiah, namun dengan jumlah pesanan yang besar, minimal seribu potong.
Selama Idulfitri kemarin pun permintaan kaos dan spanduk mengalami peningkatan permintaan . Tatan Rustandi, Pemilik usaha konveksi Abadi Production mengaku pesnan pembuatan spanduk dan kaso banyak berdatangan dari perusahaan-perusahaan yang akan menyelenggarakan mudik bareng. “Saat puasa, dalam satu hari bisa ada pesanan tiga spanduk.”
Mayoritas pemesan kaos di sentra Suci berasal dari luar kota Bandung karena disini sudah dikenal memiliki harga yang murah dan kualitas yang bagus dibanding kota-kota asal pemesan.
Penyelenggaraan pesta olah raga se-Asia Tenggara, SEA Games, juga sudah dirasakan dampaknya oleh perajin kaos. Bentuknya, berupa aksesoris, seperti boneka, dan kaos souvenir khas Sea Games.
Pemesanan kaos suvenir dan aksesoris itu sudah menjadi kebiasaan setiap kali berlangsung event besar seperti event olah raga skala nasional, pagelaran musik atau kampanye.
Disini, bagi anda yang ingin membuat kaos dengan desain sendiri juga bisa dilayani, minimal pesananannya satu lusin. Soal harga bisa ditawar. Banyak kok yang membuat kaos untuk sebuah komunitas tertentu seperti komunitas motor atau band di Jalan Suci.
Langganan:
Postingan (Atom)