Minggu, 25 Desember 2011

Nyari Tape Mobil di Jalan Karapitan, Bandung


Beberapa mobil nampak berjejeran di sepanjang Jalan Cihapit, Kota Bandung. Nampak Honda Jazz warna Kuning keluaran terbaru serta beberapa mobil sedan keluaran tahun 2000-an dengan bagasi belakang mobil yang terbuka.

Beberapa orang nampak sibuk sedang mengatur posisi speaker pada sebuah mobil yang diparkir di bawah rimbunnya pepohonan. Mereka adalah konsumen dan penjual yang sedang mereparasi tape mobil atau sedang mengganti salon/ speaker mobil.

Jalan Cihapit Kota Bandung sudah cukup lama dikenal sebagai pusat penjualan barang bekas, mulai dari tape mobil, knalpot, hingga kaset bekas. Namun seiring dengan perkembangan jaman, di jalan ini lebih banyak dijual tape mobil CD ataupun DVD.

Dulu yang dijual adalah barang bekas, namun kini hanya sebagian kecil yang bekas, selebihnya barang baru. Selain tape mobil, dijual pula TV mobil. Sehingga tak jarang sejumlah mobil mewah pun nongkrong di jalan ini untuk mengganti tape atau televisi mobil keluaran terbaru.

Dari penuturan pedagang yang sudah cukup lama berjualan di sini, harga jual produk di Cihapit bersaing dengan sentra-sentra penjualan audio mobil baru dan bekas lainnya di Kota Bandung seperti di Banceuy, Cikapundung dan Tegal Lega.

Untuk audio mobil bekas yang masih menggunakan mesin pemutar kaset dijual antara 200 ribu hingga 250 ribu. Sedangkan perangkat yang sudah menggunakan pemutar CD dijual antara 500 ribu hingga 550 ribu per buah.

Meskipun ada barang bekas, biasanya penjual lebih menyarankan untuk membeli yang baru atau yang masih disegel pabrik. Produk baru audio mobil dengan pemutar CD harganya cukup miring tergantung merek. Tape CD buatan China ditawarkan pertama oleh pedagang seharga 750 ribu. Sedangkan, produk tape merek ternama seperti Pioneer atau Sonny dijuala diatas satu jutaan rupiah. Dan , masih bisa ditawar. Mau tukar tambah pun bisa.

“Sekarang ini, memang kebanyakan konsumen membeli yang CD. Yang kaset sudah agak jarang. Biasanya yang kaset ditukar dengan yang CD terbaru,” kata Wahidin, yang sudah belasan tahun berjualan di Cihapit.

Selain perangkat utama audio, para pedagang juga menawarkan aksesor audio lainnya berupa power, speaker, dan tweeter yang rata-rata masih gres. Sebagian besar aksesori tambahan itu keluaran produk China.

“Kami mematok harga sama dengan toko saat harga awal, tetapi kami siap untuk ditawar, ya paling-paling 80 persen dari harga toko,” tegas nya.

Pasar audio mobil Cihapit memang menjadi salah satu tempat yang diburu konsumen, terutama dari kawasan Bandung dan sekitarnya. Tempat ini biasanya ramai saat Sabtu dan Minggu.

Lokasinya yang tidak jauh dari kawasan FO di Jalan RE Martadinata (Riau) membuat lokasi ini sering pula disambangi oleh pengunjung dari Jakarta.

liat lebih lengkap di www.koran-jakarta.com

Palasari yang Hidup Kembali

Buku Mahal? Tidak juga jika Anda tahu dimana haru membeli. Jika di Jakarta kita bisa datang ke sentra penjualan buku murah di Kwitang. Nah jika di Bandung, ada beberapa titik penjualan buku murah, paling dikenal adalah Palasari. Disini menjadi surga bagi penggemar buku, sebab buku apa pun yang Anda cari dijamin bakal ditemukan.

Koleksi bukunya beragam mulai dari buku sekolah, kuliahan, berbagai bidang keilmuan, novel, kumpulan cerpen dll.

Pasar Palasari, disebut demikian karena tempatnya meirip dengan pasar tradisional kebanyakan. Di namakan Palasari karena letaknya berada di Jalan Palasari Kota Bandung. Ada sekitar 200 kios yang menjual beragam buku, baik terbitan dalam negeri ataupun buku terbitan dari luar negeri. Cocok jika disebut sebagai lokasi one stop shoping for book!

Selain dikenal sebagai pasar yang menyediakan segala macam buku, pasar yang tidak pernah sepi pengunjung ini juga sangat memanjakan konsumennya dengan harga yang murah. Pengunjung dapat melakukan tawar-menawar harga, sementara penjualnya pun tidak sungkan memberikan diskon. Harga buku yang dijual ditempatnya selalu ada diskon, besarannya antara 20 persen hingga 50 persen.

Inilah yang membuat Palasari tetap eksis hingga saat ini. Para pedagangnya tetap kembali membuka atau merenovasi kios-kiosnya meski beberapa kali terkena musibah kebakaran. Untuk diketahui pasar ini dua kali mengalami kebakaran, yakni tahun 1993 dan tahun 2007 lalu. Separuh dari kios yang ada ludes. Namun kini, geliat penjualan buku murah sudah mulai ramai kembali.

Pada awalnya, pasar buku ini lebih banyak menyediakan buku-buku pelajaran murah bagi pelajar, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Dan sampai kini, konsumen pelajar merupakan konsumen utama dari Palasari. Seiring perkembangan waktu, maka Palasari tidak hanya menjual buku pelajaran saja. Pedagang mulai menjual buku-buku umum seperti novel, majalah buku-buku yang sedang populer saat ini. Untuk buku umum, diskonnya memang tidak terlalu besar.

Selain menjual buku-buku, pedagangnya pun menjual jasa penyampulan buku dengan harga yang sangat terjangkau. Kisaran harganya antara 2 ribu hingga 3 ribu perlembar buku. Namun sekali lagi, ada bisa mendapatkan sampul gratis, karena biasanya setiap membeli buku-buku di Palasari sudah langsung mendapatkan sampul.

Pengunjung pasar buku palasari selain pelajar dan mahasiswa seputaran kota Bandung, juga banyak yang datang dari luar kota seperti Jakarta, Depok, Bekasi, dll. Bahkan ada pengunjung dari luar negeri yang mencari buku-buku langka karena di Palasari memang terdapat buku-buku yang langka di pasaran. Selain pelajar dan mahasiswa ada juga para profesional yang mencari buku-buku sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Bahkan untuk konsumen mahasiswa, hampir setiap hari selalu saja ada. Karena sudah belasan tahun berjualan, Odang bahkan sudah hapal kapan waktunya mahasiswa fakultas tertentu akan datang sementara dari fakultas atau jurusan lainnya akan datang pada bulan lainnya lagi.

Diktat perkuliahan atau buku-buku kedokteran tidak aneh ditemui di Palasari. Buku-buku lain yang hanya mahasiswa tertentu dapat membacanya pun bisa ditemui disini. Palasari menjadi asset ilmu yang tidak pernah habis di Kota Bandung. Benar-benar one stop shoping !!

Senin, 05 Desember 2011

Permainan Tradisional Jabar Dilombakan


Sejumlah orang dewasa nampak berbaris. Masing-masing memegang dua batang bambu. Bambu itu pada bagian bawahnya, dengan tinggi sekitar setengah meter dari aspal jalan sudah dibuatkan pijakan dari kayu, menempel kokoh pada bambu. Bambu yang dibuat seperti itu dinamakan enggrang. Di tanah Pasundan enggrang menjadi salah satu permainan tradisional.

Mereka bersiap untuk menaiki pijakan pada enggrang tersebut lalu berlomba berjalan mengelilingi kampus Unpad Bandung, Jalan Dipatiukur. Saat aba-aba mulai, mereka bergegas menaiki enggrang dan berjalan setengah berlari untuk menuju finish dan menjadi juara.

Mereka yang kebanyakan terdiri dari mahasiswa dan dosen itu sedang mengkuti Olimpiade Olah Raga Tradisional (OOTrad). Tahun ini Unpad menyelenggarakan OOTrad untuk yang keempat kalinya.

Olimpiade biasanya diselenggrakan untuk melombakan berbagai macam olah raga. Namun ini termasuk unik, olimpiade yang diselenggarakan merupakan permainan atau olah raga tradisional.

Dalam tiga tahun terakhir, sejumlah komunitas , kampus hingga pemerintahan di Jawa Barat cukup sering menyelenggarakan kegiatan olah raga namun yang melombakan permainan tradisional atau olah raga buhun (kuno). Apa yang dilakukan patut mendapatkan apresiasi, karena dengan cara seperti itu, dilombakan , maka masyarakat akan beramai-ramai menontonnya.

Masyarakat yang sebelumnya belum tahu ada sebuah permainan unik khas Jawa Barat , dengan dilombakan dalam sebuah event maka permainan itu menjadi dikenal atau diingat kembali. Salah satunya adalah permainan enggrang.

Enggrang adalah salah satu jenis kesenian dan akhirnya menjadi permainan tradisional Indonesia yang mendapat pengaruh dari budaya China. Enggrang yang mulai berkembang tahun 1960-an di Kabupaten Karawang Jawa Barat ini dikenal sebagai suatu pertunjukan yang diiringi berbagai alat musik tradisional Jawa Barat.

Enggrang terbuat dari 2 buah bambu yang tingginya mencapai dua hingga tiga meter. Sayangnya, saat ini enggrang sudah sangat jarang dimainkan, padahal dulu sempat dilombakan dengan pesertanya anak-anak.

Dalam gelaran OOTrad yang berlangsung di kampus Unpad Bandung, yang dilombakan tidak hanya marathon enggrang. Ada beberapa permainan atau olahraga tradisional yang dilombakan seperti ngaragaji awi, ngagandong boboko, nyuhun jukut, nanggung suluh, balap karung, manggul beas, dan ngagandong hui.

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Unpad Trias Nugrahadi mengatakan kegiatan OOTrad yang ke-4 ini sebagai bentuk komitmen Unpad dalam melestarikan budaya Sunda. Meski saat ini pesertanya masih dai kalangan mahasiswa dan dosen saja. Atribut pesertanya pun sangat unik. Sebagian dari mereka mengenakan baju khas tradisional Jawa Barat.

Ngaragaji Awi, adalah lomba memotong kayu bambu dengan gergaji tangan. Setelah bambu terpotong, peserta akan melanjutkannya dengan berlari menuju kesebuah titik untuk meletakan potongan bambu tersebut, lalu kembali lagi untuk kemudian memotong bambu untuk kedua kalinya.

Nanggung Suluh, adalah lomba menggendong kayu bakar (suluh). Dua ikat kayu bakar masing-masing sebesar 15 kilo gram dipanggul lalu dibawa lari sejauh 50 meter. Peserta lomba ini harus memiliki kekuatan ekstra karena harus beradu cepat menuju finish dengan membawa beban berat.

Kegiatan urang kampung mencari rumput untuk pakan ternak juga menjadi salah satu permainan yang dilombakan. Memang, peserta tidak harus mencari rumput dikebun , karena rumput sudah disediakan panitia lomba. Lomba Nyuhun Jukut ini mirip dengan Nanggung Suluh, hanya beda barang bawaannya saja yakni rumput dalam karung. Beratnya sekitar 25 kilo gram dan harus dibawa lari sejauh 50 meter.

Nah, tiga kategori lomba tersebut lebih banyak diikuti oleh peserta pria, karena melombakan kekuatan. Dalam olimpiade olahraga tradisional itu banyak pula peserta wanitanya. Lomba yang diikuti diantaranya Ngagandong Boboko atau menggendong bakul.

Bakul itu berisi umbi-umbian dengan berat sekitar 15 kilo gram, dan harus dibawa lari sejauh 50 meter. Lomba lainnya adalah Manggul Beas atau menggendong beras. Balap karung dan Eyong yakni berjalan dengan satu kaki sementara satu kaki lainnya membawa batu kecil yang dijepit di jari-jari kaki, sejauh 25 meter.

Tingkah polah peserta lomba cukup menghibur penonton yang memadati areal olimpiade. Maklum saja , lomba ini tidak memperebutkan medali, namun lebih pada upaya pelestarian budaya Jawa Barat. Sehingga tidak jarang peserta lomba tertawa terpingkal-pingkal setiap kali membuat kesalahan. Sorak-sorai penonton semakin meramaikan lomba.

Perhelatan OOTrad ini juga dimeriahkan dengan terdapatnya stand-stand kuliner tradisional Jawa Barat seperti colenak, surabi, tahu gejrot, combro dll

Minggu, 27 November 2011

Beli Jeans di Cihampelas


Dulu, sebelum jalan Dago dipenuhi oleh Factory Outlet (FO) dan Pasar Baru di Jalan Otista direnovasi, pelancong yang datang ke Bandung memilih untuk berbelanja di Jalan Cihampelas. Di jalan ini lah yang menjadi cikal bakal bermunculannya FO dan toko jeans di kawasan Bandung.

Cihampelas dikenal sebagai sentra pertokoan bagi produk celana jeans. Sehingga sering dikenal sebagai pusatnya jeans Bandung. Namun seiring perkembangan Cihampelas juga menawarkan barang dagangan selain jeans.

“Mungkin setelah FO bergeser ke Dago, dan lambat laun ditinggalkan pengunjung, akhirnya toko jeans juga menjual selain jeans, seperti kaos, kemeja , sepatu dll,” ujar Sunaya, tukang parkir yang sudah belasan tahun menguasai lahan parkir di Cihampelas.

Selain munculnya sentra belanja di tempat lain yang menjadi saingan, anggapan bahwa Cihampelas adalah jalan termacet di Kota Bandung, ikut membuat kunjungan ke lokasi ini juga kurang diminati, khususnya pengunjung lokal. Kemacetan di jalan Cihampelas memang sering terjadi terutama saat jam berangkat atau pulang kerja.

Jalan yang tidak terlalu lebar, hanya muat untuk tiga kendaraan berjajar satu arah itu tidak mampu menampung kendaraan yang datang dari arah Jalan Setiabudi atau Siliwangi. Kemacetan akan semakin bertambah setiap kali weekend, hari Sabtu dan Minggu.

“Sejak dulu sampai sekarang, jalan tidak pernah dilebarin, jadi ya selalu macet kalau sore, apalagi hari minggu,” ujar Suryana.

Namun kemacetan yang sering terjadi rupanya menjadi pertanda bahwa Cihampelas masih menjadi salah satu tujuan favorit pelancong yang mampir ke Bandung. Banyak turis asal Malaysia dan Singapura yang masih memilih mencari jeans di sini.

Cihampelas kini juga semakin padat dengan munculnya sejumlah hotel dan mal Cihampelas Walk (Ciwalk).

Namun hingga saat ini ciri khas sentra perdagangan jeans Cihampelas masih tetap dipertahankan, yakni memasang patung-patung super hero di pintu masuk toko atau diatas bagunan toko. Patung super hero itu dipajang sesuai dengan nama tokonya. Seperti toko jeans Aladin, maka diatas bagian depan ruko patung Aladin berukuran besar dipasang. Selain Aladin, sejumlah tokojuga memasang patung super hero lain seperti

Tokoh super hero yang masih terus bertahan diantaranya Superman, Cat Women, dan Spiderman. Selain menggunakan nama super hero, toko di Cihampelas juga sering dinamai dengan hal-hal yang unik sehingga terkesan tidak biasa. Satu yang masih tetap bertahan adalah toko jeans Korek Api Jeans.

Toko-toko jeans tersebut masih tetap bertahan meski terus bermunculan toko baru lain di jalan Cihampelas. Selain bermunculannya toko-toko baru yang lebih gaul dan menawarkan pakaian yang up to date, khususnya bagi kalangan remaja gaul, toko-toko super hero itu pun harus bersaing dengan PKL penjual kaos khas Bandung.

Belasan PKL itu menjual kaos dengan harga sangat murah mulai dari 10 ribuan per buahnya. Mereka menggelar dagangannya tepat didepan toko.

Namun meskipun macet, Cihampelas masih tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal atau asing yang berkunjung ke Kota Bandung. Sebab , dijalan ini, pengunjung akan dimanjakan dengan tersediannya toko-toko jeans murah, mal dengan kafe untuk hang out , restoran, toko oleh-oleh khas Bandung dan hotel dengan harga miring.

Selain itu bagi warga Jakarta, berkunjung ke Cihampelas sangat mudah dijangkau. Sebab sejumlah travel membuka kantor cabangnya di jalan ini.

Minggu, 20 November 2011

Toko Kue Jadul di Bandung yang Masih Bertahan

Canary Bakery & Cafe terletak di Jalan Braga nomor 16. Toko ini beroperasi setiap hari mulai pukul sembilan pagi hingga sembilan malam. Lokasi toko ini sebenarnya bersebelahan dengan toko kue legendaris lain yang pernah ada di Braga, Sumber Hidangan (sudah tutup). Bangunan utama toko ini masih sama sejak dulu dibangun. Ada beberapa perubahan yang dilakukan pemilik toko seperti memperlebar kaca depan toko agar kue-kue yang dipajang didalamnya dapat terlihat dan menarik minat konsumen untuk membeli. Canary Bakery & Cafe masih membuat roti legendaris seperti kue bagelen dan pisang bolen. Sekitar 200 meter dari toko ini , terdapat toko kue “jadul” lainnya yakni toko Braga Permai, tepatnya di jalan Braga 58. Toko ini buka lebih siang yakni pukul 10 dan tutup pukul 10 malam. Braga Permai hingga kini masih menjadi pilihan favorit untuk nongkrong menikmati sore di Jalan Braga. Resto legendaris peninggalan Belanda ini dulunya memang menjadi tempat nogkrong kaum kolonial Belanda. Dulu, selain dapat makan didalam resto, pengunjung masih bisa menikmati sajian cake dan ice cream diterasnya sambil cuci mata melihat indahnya suasana Braga. Kini menikmati hidangan diterasnya sudah tidak senyaman dulu karena Braga semakin macet. Roti yang disajikan disini memiliki cita rasa yang masih sama dengan roti yang dibuat jaman dulu. Sebab baik chef/ koki hingga pelayannya merupakan pegawai tua yang setia untuk tetap mempertahankan berdirinya toko ini. Beberapa menu roti yang paling digemari antara lain Coupe La Braga, Bitter Ballen, Saucys Brood dan Amandel Brood Cheese Stick. Harga roti disini memang lumayan mahal, maklum roti yang disantap disini adalah roti yang dulu hanya bisa disantap orang Belanda dan kaum bangsawan saat itu. Agak jauh dari Jalan Braga, yakni Jalan Oto Iskandar Dinata yang sering disingkat menjadi Otista juga terdapat toko kue yang masih tetap bertahan. Bangunan tampak depan masih tetap sama, karena pemiliknya memang s
engaja tidak ingin merubah toko tersebut. Toko yang dinamakan Toko Sidodadi, di Jl Otista Nomor 255 , tidak jauh dari pusat pertokoan Pasar Baru Bandung ini hanya menjual roti bebas pengawet. Diantara semua toko roti ala Belanda, toko roti Sidodadi didirikan dengan konsep citra roti yang dianggap sebagai jajanan kaum elite. Toko yang buka sejak pagi hingga sore ini selalu penuh pengunjung. Dibagian depan toko juga dapat dilihat pembuatan kue tradisional Cara Bikan. Roti disini dijamin enak, harganya jauh lebih murah dibandingkan di toko roti jadul yang disebut diatas. Misalnya roti isi kornet keju harganya 3.700 rupiah saja. Rata-rata roti ukuran kecil dijual antara 2.600 rupiah hingga 5.500 rupiah. Jangan lupa untuk mencoba roti jadul seperti roti gambang, roti krenten atau kismis,dan roti tawar.

Ingat Travel 4848? Tak Lekang Di Gulung Jaman

Travel 4848 adalah salah satu pionir dimulainya bisnis antar jemput penumpang. Pada awalnya 4848 membuka pul di Jalan Viaduct Kota Bandung sekitar tahun 1998. Seperti diceritakan salah satu pendirinya H. Wahyudin, 4848 menjadi perusahaan yang maju sehingga jumlah kendaraan terus ditambah dan membutuhkan pul yang lebih luas. Sekitar tahun 2003, pul kemudian dipindah ke jalan Kebon Kawung. Di lokasi barunya, yang tidak jauh dari Stasiun Bandung, perusahaan ini terus mengalami perkembangan. Angkutan antar jemput pun merambah ke bisnis lain yaitu antar barang. Kendaraan yang paling disukai konsumen " dulu" adalah L300 dan itu masih dipergunakan hingga sekarang. Memang ada juga kendaraan baru yakni colt diesel 14 seat. Sayangnya, tidak ada AC. Kondisi peremajaan kendaraan yang tanggung ini membuat 4848 semakin tidak bisa bersaing dengan travel lain di Kota Bandung. Bisnis travel menjadi bisnis yang semakin ketat. Sehingga pantas kemudian nama 4848 pun seakan tenggelam oleh travel lain. "Kami akui persaingan sangat ketat, namun kami masih bisa tetap beroperasi. Kami kini fokus melayani tujuan ke timur," ujar Wahyudin saat ditemui di pul 4848 Jalan Kebon Kawung. Kini kantor pusat 4848 tidak lagi di Kebon Kawung , tetapi pindah lagi di Jalan Cipedes Tengah 196 Kota Bandung. Namun kantor Kebon Kawung masih beroperasi khususnya melayani perjalanan ke arah timur Jabar. Satu hal yang masih dijaga oleh 4848 adalah melayani penumpang antar jemput hingga ke depan rumah. Fasilitas jemputan ini lah yang membuat 4848 masih tetap digemari pelanggannya, khususnya warga yang hendak mudik ke wilayah timur Jawa Barat. Ongkosnya pun cukup murah hanya 40 ribu rupiah hingga 60 ribu per penumpang. Tergantung tujuannya, apakah ke Kuningan, Tasik, Cirebon. Selain itu, 4848 juga membuka perjalanan ke Pangandaran yang berangkat dua kali setiap harinya, yakni pukul 5 sore dan 12 malam. Sementara dari Pangandaran berangkat pukul 10 siang.

Sabtu, 12 November 2011

War Game di Mal

Dor..dor.., sekelompok orang dengan seragam loreng khas TNI saling adu tembak disebuah mal di Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung. Tetapi itu bukan penyerbuan sarang teroris yang dilakukan oleh TNI. Hanya penggemar olah raga ekstrem, Air Soft Gun yang sedang adu tembak. Mereka nampak mirip dengan anggota Kopasus yang sedang berperang. Berbaju loreng, mengenakan rompi anti peluru dan tentunya sebuah senapan serbu jenis AK. Namun semuanya hanya imitasi. Senapannya pun hanya mainan, buatan China. Banyak cara untuk melepaskan stress diakhir pekan sekaligus menguji adrenalin. War Game, atau permainan perang-perangan adalah salah satu pilihan yang kini mulai banyakdisukai. Di Bandung ada beberapa lokasi yang dapat digunakan untuk menikmati War Game. Ada yang menyukai Paint Ball namun ada juga yang lebih menyukai Air Soft Gun. Keduanya menggunakan peluru yang diisi cat, sebagai penanda jika lawan tertembak, peluru akan pecah menyeburkan cat. Air Soft gun memang lebih ekstrem, karena semua peralatannya , khususnya senjata yang digunakan merupakan replica dari senjata perang yang sering digunakan oleh prajurit betulan. Sehingga bagi pemiliki senjata Air Soft Gun, tidak boleh sembarangan di pamer-pamerkan. Bahkan untuk bisa memiliki senjata mainan tersebut lumayan sulit, jika tidak membelinya pada toko resmi yang diijinkan oleh aparat. Di Kota Bandung pun saat ini hanya ada satu lokasi yang dapat digunakan untuk memainkan War Game jenis ini, yakni di Lucky Square Mal Jalan Terusan Jakarta, Kota Bandung. Meski didalam mal, lahan yang dipakai lumayan luas, yakni di lantai sembilan mal tersebut. Lokasi permainan juga diseting sedemikian rupa seperti sebuah arena pertempuran sebenarnya. Ada tempat berlindung yang dibuat dari ban bekas dll. Komunitas penggemar Air Soft Gun di Bandung yakni Basecamp sering berkumpul disini setiap akhir pekan. Dimas Pramudito Manager Operasional Bascamp Air Soft Gun Bandung permainan ini tidak pernah sepi peminat. Beberapa kelompok penggemar Air Soft Gun di Kota Bandung sering bertemu dan adu nyali saling tembak di mal tersebut. “Sebelumnya untuk menikmati aksi tembak-tembakan ini dilakukan di sembarang tempat, seperti hutan atau gedung kosong. Namun kini lebih aman dilakukan di mal, ada tempat khusus,” katanya belum lama ini. Organisasai ini menyiapkan tempat untuk bertarung, berlatih dan memberikan informasi bagi penggemar adu tembak. Selain itu pemilik replika senjata juga dapat difasilitasi untuk diurus perijinannya. “Para penggemar permainan ini biasanya punya tiga motifasi. Pertama memang mau main, kedua mau jadi kolektor senjata tiruan dan yang ketiga cuma mau gagah gagahan. Kita hindari yang ketiga.” Tetapi bagi anda yang hanya ingin mencoba permainan ini, tidak perlu memiliki senjata sendiri. Sebab, biasanya disediakan seluruh perangkat permainan oleh penyelengara. Tentu ongkos sewanya lebih mahal. Jika membawa peralatan sendiri ongkos sewa masih dibawah 50 ribu rupiah per jamnya, sementara jika anda meminjam seluruh perangkat, biayanya lumayan mahal, sekitar 125 ribu rupiah per jam. Harga sewa akan berbeda-beda diantara lokasi penyelenggara Air Soft Gun. Selain Air Soft Gun, War Game lainnya yang juga diminati penggila olah raga ekstrim adalah Paint Ball. Seragam yang digunakan mirip dengan Air Soft Gun, baju loreng, rompi serta google atau helm pelindung kepala. Namun senjata Paint Ball tidak mirip dengan senjata aslinya. Sehingga tidak bisa dikoleksi. Biasanya senjata ini hanya dimiliki oleh event organizer penyelenggara outbound. Dalam sekali permainan, biasanya pemain mendapatkan 40 butir peluru cat yang dimasukan dalam senapan gas. Simulasi perang biasanya dilakukan dialam terbuka, sebuah hutan kecil buatan yang dikelilingi jaring pengaman agar peluru nyasar tidak melewati area permainan. Dalam permainan juga diatur oleh wasit, agar tidak terjadi kecurangan. Sebab jika tertembak dalam jarak dekat, rasa sakitnya lumayan. Sehingga dalam permainan tidak diperkenankan saling lepas tembakan dalam jarak 5 meter. Jarak tembak Paint Ball sendiri capat mencapai 50 meter. “Satu babak lima menit, tetapi sudah bekeringat. Rasanya juga ingin main terus. Bisa dua hingga tiga kali babak permainan,” ujar pegawai salah satu BUMN, Satria yang menjadi penggemar War Game. Penggemar permainan ekstrem ini memang banyak dari kalangan orang berduit. Maklum saja, harga peralatan Air Soft Gun cukup mahal. Kalaupun menyewa, seperti Paint Ball, juga bisa sampai ratusan ribu untuk satu jam saja. Meski mahal, ternyata perainan ini tidak pernah sepi peminat. Untuk menikmati permainan Paint Ball, di Kota Bandung banyak EO yang menyediakan permainan ini. Beberapa lokasi yang sering digunakan antara lain wilayah hutan Cikole Lembang Kabupaten Bandung, Gunung Putri atau Citereup Kabupaten Bogor, Lido Lakes Resort Sukabumi, Tangkuban Perahu Bandung Barat atau di Alam Sutera Tanggerang. Sama seperti Air Soft Gun, penggemar Paint Ball pun memiliki komunitas atau kelompok yang sering melakukan adu tembak. Paint Ball sendiri konon berasal dari Amerika dan dianggap sebagai olahraga extreme yang sangat populer dan telah dimainkan di hampir 100 negara di dunia.

Jajan Sepatu Kulit di Cibaduyut

Ingat Cibaduyut, ingat sepatu kulit. Kawasan ini memang sudah dikenal sebagai surga sepatu kulit. Sudah lama Cibaduyut menjadi sentra industri kecil yang dikenal sebagai pusatnya produksi sepatu di Bandung. Memasuki kawasan ini anda akan disambut oleh dua patung sepatu ukuran jumbo, tepat diujung jalan masuk Cibaduyut. Memasuki sentra sepatu yang lokasinya tidak jauh dari Terminal Leuwipanjang ini, bagi anda yang gemar berbelanja sepatu akan merasakan surga belanja sepatu. Bagaimana tidak, sepanjang jalan Cibaduyut berjejeran toko-toko besar dan kecil yang menjual sepatu, tas, jaket kulit dll. Berbelanja di Cibaduyut juga tidak perlu terburu-buru, sebab akan banyak pilihan model sepatu dan variasi harga yang anda temukan. Soal parkir kendaraan juga tidak perlu khawatir. Bus wisata ukuran besar pun sering mampir ke sentra industri sepatu di Kota Bandung ini. Industri sepatu di Cibaduyut sempat mengalami pasang surut. Pada tahun 70 hingga 90 –an, Cibaduyut menjadi pilihan wisatawan baik lokal atau asing untuk berbelanja sepatu. Namun memasuki tahun 90-an akhir hingga 2000-an sentra industri yang berada di selatan Kota Bandung ini sempat terpuruk. Penyebabnya adalah membanjirnya produk sepatu asal China. Sepatu buatan Cibaduyut sebetulnya sudah banyak dipakai berbagai kalangan. Hanya saja, jika memakai label lokal Cibaduyut pemakainya seakan merasa belum naik kelas. Harus diakui konsumen lebih menyukai sepatu dengan merek asing yang terdengar lebih trendi dan up to date, meski aspal (asli tapi palsu). Padahal, sepatu dengan merek terkenal kenyataannya banyak yang dibuat di Cibaduyut. Kini Cibaduyut kembali berbenah untuk mengembalikan kawasan ini sebagai salah satu ikon wisata di Kota Bandung. Anggapan miring terhadap kualitas sepatu seperti mudah rusak dan kurang nyaman mulai ditepis dengan berbagai produk baru dan trendi. Selain wisatawan yang berdatangan ke toko-toko sepatu di Cibaduyut, banyak juga pesanan yang masuk dari luar negeri melalui internet. Hal ini menandakan kualitas sepatu Cibaduyut setara dengan produk negara lain. Selain produk sepatu, Kawasan Cibaduyut juga terkenal akan produk kulitnya, seperti jaket, tas, ikat pinggang, dan aksesoris jenis lainnya. Kini selain sepatu, di kawasan yang termasuk wilayah Kec.Bojongloa Kidul tersebut, pengunjung bisa menemukan beranekaragam barang yang terbuat dari kulit. Seperti sandal, tas, dompet, ikat pinggang hingga barang lainnya.Produknya kini sudah mulai dikenal luas hingga ke luar negeri. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan (KUKM Perindag) Kota Bandung, jumlah usaha di sentra sepatu Cibaduyut pada 2008 mencapai 867 unit usaha yang menyerap sekitar 3.613 tenaga kerja. Kapasitas produksi lebih dari 5 juta pasang pertahun. Selain itu , semakin tumbuh pula kegiatan ekonomi dengan bermunculannya showroom/ oulet sepatu , penjual bahan baku, industri sol sepatu hingga industri kemasan untuk produk sepatu.
Kawasan Cibaduyut memang masih harus dibenahi terutama akses jalan dan parkir yang lebih luas. Sebab setiap kali liburan atau weekend, kawasan ini selalu macet oleh banyaknya bus-bus wisata dan parkir motor.

Sabtu, 05 November 2011

Urban Jazz 2011 Bandung @ Hariss


Syaharani, David Naif, Ira Swara, Once Mikel, Ari Lasso dan sejumlah musisi nasional tampil memuaskan publik pecinta musik jazz di Kota Bandung dalam gelaran Magnum Urban Jazz Cross Over. Konser musik menampilkan perpaduan musik jazz dengan genre musik lain.

Syaharani tampil sebagai pembuka konser ini. Musisi jazz nasional ini mampu membuat penonton langsung merangsek mendekati panggung dan berjoget mengikuti irama musik dance dari lagu milik U2 “Elevation”. Elevation dibawakan dengan energik oleh Syaharani yang diduetkan dengan Ronnie, seorang raper.

Raisa Adriana muncul sebagai penampil kedua diiringi para musisi pimpinan Viky Sianipar. Raisa menyanyikan Sweet Disposition ( The Temper trap). Raisa kemudian memanggil Firman. Jebolan Indonesia Idol ini mendapatkan sambutan hangat dengan tembang Ingin Bercinta ciptaan Dany Ahmad.

Karakter vokalnya yang nge-rock, ternyata mampu membawakan lagu ini dengan irama jazz. Lagu Ingin Bercinta , yang aslinya memang lagu rock dibuat terasa mendayu dengan ransemen ulang nada jazz klasik-swing. Benar-benar menyeberang dari lagu aslinya, cross over.

Panampilan berikutnya yang tak kalah energik adalah David, vokalis Band Naif. David yang asli orang Bandung mencoba berkomunikasi dengan bahasa Sunda dan mulai merayu pengunjung wanita dengan medley tiga lagu dari Bruno Mars, Prince dan Suede yang semuanya bertema tentang kecantikan perempuan- Nothi’n On You, Beautiful Ones.

“Lagu tadi untuk perempuan Bandung nu Garareulis (cantik-cantik),”teriak David disambut teriakan histeris penonton perempuan dan tepuk tangan dari sekitar 500 orang penonton yang hadir.

Musisi dangdut Ira Swara menjadi salah satu artis yang ditunggu-tunggu penonton. Terbukti lagu Cinta Satu Malam yang dipopulerkan Malinda diubah total dengan aransemen jazzy yang lembut. Sementara vocal Ira yang manja mampu membawakan lagu ini semakin seksi. Penonton pun tak sungkan-sungkan ikut bernyanyi, ternyata mereka hapal benar lagu dangdut tesebut. Ira melanjutkan dengan tembang milik Pussy Cats Doll, Don’t Cha dan La Samba Primadona yang pernah dipopulerkan oleh Krakatau Band. Seperti saat tampil menyanyikan lagu dangdut, kali ini pun Ira ditemani oleh para dancer berbusana mini menambah meriah suasana.

Musisi pendukung Urban Jazz yang tampil berikutnya adalah Krisyanto, mantan vokalis band Zamrud. Ia berduit dengan Ras Muhamad, musisi reggae menyanyikan lagu rap Bebas, ciptaan Iwa K.

Ras Muhamad masih melanjutkan aksinya, sementara Krisyanto menghilang dan digantikan dengan Firman. Mereka berduet membawakan lagu Bob Marley, 3 Little Bird dan melanjutkannya dengan tembang Price Tag milik Jessie J. Aksi Ras luar biasa. Ocehan rap dan reggae- nya sangat pas dengan aransemen musik cross over dari Viky Sianipar.

Urban Jazz ternyata juga menjadi pertemuan dua mantan vokalis Dewa19 yakni Ari Lasso dan Once Mikel. Ari menyapa penonton terlebih dulu dengan tembang Aku Disini Untukmu yang pernah ia populerkan bersama Dewa19. Usai itu, ia berduet dengan Once membawakan tembang milik The Queen, Becycle. Penampilan keduanya sangat memuaskan dahaga pecinta musik Bandung terlebih bagi penggemar Dewa. Once menyanyikan lagu kedua menjelang akhir konser. Bersama dengan Krisyanto dan Firman, ketiganya membawakan All For One yang pernah dipopulerkan trio Bryan Adam.

David Naif yang kembali muncul berduet dengan Firman menutup panggung Urban Jazz dengan Satisfaction ala Rolling Stone.

Workshop Batik @ Bandung


Batik sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Nah, untuk lebih mencintai batik yuk ikut belajar membatik.

Di Bandung kebetulan ada dua sanggar batik yang siap memberikan ilmunya kepada Anda untuk belajar membuat batik. Yakni Batik Hasan dan Batik Komar, kedua lokasi belajar membatik ini cukup berdekatan. Batik Hasan berada di Jalan Cigadung Raya Timur Nomor 136 sementara Batik Komar di Jalan Cigadung raya Timur 1 Nomor 1.

Belajar membatik disini bisa dilakukan dalam beberapa paket, mulai paket satu hari hingga paket 10 hari. Memang tidak akan langsung menjadi mahir membuat batik, karena proses membatik merupakan proses yang panjang. Namun paling tidak kita dapat mengetahui bahwa membatik dapat menunjukan bahwa masyarakat Indonesia penuh tata krama dan adat istiadat. Proses batik mengajarkan kesabaran, keuletan serta kreatifitas.

Walaupun saat ini di Indonesia penggunaan batik sudah memasyarakat, namun tidak banyak yang mengetahui bagaimana proses batik. Oleh karena itu, Hasan Batik sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam produksi batik mengadakan program workshop batik.

Dalam kegiatan workshop tersebut peserta akan diperkenalkan dengan motif tradisonal dan motif kontemporer terutama pada anak-anak usia dini. Peserta atau pengunjung juga akan diberikan pengetahuan singkat tentang sejarah batik, proses serta perkembangan batik. Ujungnya akan memupuk kecintaan terhadap batik sebagai produk lokal nasional.

Hal yang sama juga dilakukan di Batik Komar. Menurut Tetu, salah satu pengelola Batik Komar, ada beberapa paket belajar membatik yang ditawarkan bagi pengunjung.

Misalnya paket untuk membatik kain sebesar sapu tangan berukuran sebesar sapu tangan (40cm x 40 cm) dalam waktu satu hari saja yakni mulai pukul 08.00 hingga 16.00 setiap pengunjung dikenakan biaya sebesar 90 ribu.

“Karena hanya satu hari maka batik cap yang dibuat, mencoba membatik dengan tulisan dilakukan hanya untuk memberikan nama pembuatnya saja. Pewarnaannya pun hanya satu warna saja. Kain batik yang dibuat menjadi oleh-oleh,” kata dia.

Tetu menyatakan semua bahan –bahan akan disiapkan oleh Batik Komar, sehingga pengunjung tidak akan repot.

Biasanya, peserta yang datang dari kalangan pelajar dan orang-orang bule atau orang asing dari Jepang dan Malaysia. Ruangan dan pendopo yang luas nampak asri di Batik Komar cukup mampu menampung puluhan orang yang berminat belajar membatik.

Jika Anda ingin menjadi professional, paket 10 hari juga disiapkan. Biaya workshop dikenakan sebesar 3 juta rupiah perorang. Paket ini akan mengarahkan pesertanya menjadi perajin batik pemula dan dilanjutkan dengan proses penjualan karya batiknya.

Pesertanya akan mendapatkan pengetahuan secara detail terkait proses membatik hingga mempraktekannya. Mulai dari proses pembuatan desain dan sketsa , pembuatan lilin (malam) , pewarnaan hingga pemberian sertifikat.

Setelah lulus, mereka akan diarahkan menjadi entepreuner bidang usaha kecil batik dan desain.

“Ada juga orang Jepang yang suaminya bekerja di Indonesia.Dari pada tidak ada pekerjaan, ia tertarik belajar batik, mengambil paket 10 hari,” kata Tetu.

Sementara itu di Batik Hasan kegiatan workshop juga dilakukan sepanjang hari kecuali hari Minggu. Waktunya mulai pukul 09.00 hingga 16.00.

Biaya yang dikenakan tidak jauh berbeda. Misalnya membuat batik hiasan dinding dengan kain ukuran 30cm x 30cm dikenakan biaya 100 ribu perorang. Namun harganya dapat didiskon jika belajar lebih dari lima orang.

Workshop berlangsung selama dua hingga tiga jam dengan waktu yang fleksibel sesuai keinginan pengunjung. Batik hasan juga membuka kursus membatik cap atau batik tulis.

Nah , jika sudah pernah merasakan sulitnya membatik, Anda akan semakin menghargai karya bangsa yang benar-benar asli berasal dari Indonesia ini.

Di Jalan Suci, Kaos Kampanye hingga Distro Diproduksi


Jalan Suci atau kepanjangan dari Surapati-Cicaheum sudah puluhan tahun dikenal sebagai sentra produksi kaos oblong. Di Jalan ini ada ratusan kios atau rumah toko yang membuka usaha pembuatan kaos oblong beserta turunannya, seperti pembuatan jaket, spanduk, usaha printing, pembuatan iklan luar ruang dll.

Memasuki kawasan ini anda akan disambut sebuah billboard kecil yang mengucapkan selamat datang di kawasan sentra industri kaos Bandung.

Sentra kaos Suci awalnya usaha yang dirintis sejumlah orang muda kreatif di Bandung. Tak disangka berkembang menjadi sebuah sentra usaha di sepanjang ini .Pemkot Bandung sendiri sudah menjadikan Jalan Suci sebagai salah satu tujuan wisata kreatif.

Salah satu pelakunya, yang juga Ketua Koperasi Perajin Kaos Suci Marnawi Munamah mengatakan industri kaos oblong di Jalan Suci tidak pernah mati. Saat krisis tahun 1998 lalu pun, industri ini tidak terpengaruh banyak, bahkan semakin banyak kios-kios baru yang muncul.

Mungkin karena industri ini tidak perlu memubutuhkan banyak modal dan dapat dikerjakan “ririungan” (gotong royong).

Pelaku industri sablon kaos di Jalan Suci satu sama lain memang saling membutuhkan. Dalam satu kegiatan usaha tidak semua dikerjakan sendiri oleh satu toko. Untuk mengerjakan pesanan besar, mereka bahkan sering kali membagi-bagi pekerjaan.

“Modal untuk memenuhi pesanan tidak semuanya bisa diatasi sendiri, sehingga sering bagi-bagi pekerjaan dengan rekan sesama pengusaha . Ada yang menyiapkan kain, ada yang membuat desain dll,” ujar Marnawi.

Saat ini diperkirakan ada sekitar 300 orang pelaku usaha kecil yang terus memproduksi kaos oblong. Pesanan tidak pernah berhenti berdatangan. Sebab usaha distro dan factory outlet (FO) di Kota Bandung pun masih terus tumbuh.

Distro dan FO memang memesan pembuatan kaos oblong di sentra ini. Biasanya mereka hanya memproduksi sesuai pesanan karena desain sudah ada dari distro atau FO.

Selain itu, pesanan dari sejumlah perusahaan seperti perbankan dan perusahaan operator telepon juga sering diterima mereka.

Selain pesanan yang rutin diterima dari distro dan FO, ada waktu-waktu tertentu yang membuat produksi kaos oblong di Jalan Suci meningkat tajam. Seperti saat awal masuk sekolah, biasanya banyak pesanan kaos seragam olah raga. Pesanan dari sejumlah kampus juga sering diterima biasanya jelang ospek.

Momen lainnya yang ditunggu adalah datangnya musim pemeilihan kepala daerah. Untuk berkampanye banyak pejabat yang memesan kaos kampanye di jalan Suci ini. Tentunya kualitas kaos yang dipesan tidak sebagus kaos untuk distro atau FO.

Widyarto Wiwied , pemegang merek kaos C59 menyatakan pada momen pilkada biasanya pesanan kaos dapat mencapai jutaan potong. Saat pemilu presiden beberapa waktu lalu saja pesanan kaos partai untuk kampanye diperkirakan mencapai 8 juta potong.Wah!

Harga kaos oblong yang ditawarkan berfariasi sesuai dengan jenis kain dan desain yang dinginkan. Namun untuk kelas kaos partai harga perpotong bisa dibeli 5ribu rupiah, namun dengan jumlah pesanan yang besar, minimal seribu potong.

Selama Idulfitri kemarin pun permintaan kaos dan spanduk mengalami peningkatan permintaan . Tatan Rustandi, Pemilik usaha konveksi Abadi Production mengaku pesnan pembuatan spanduk dan kaso banyak berdatangan dari perusahaan-perusahaan yang akan menyelenggarakan mudik bareng. “Saat puasa, dalam satu hari bisa ada pesanan tiga spanduk.”

Mayoritas pemesan kaos di sentra Suci berasal dari luar kota Bandung karena disini sudah dikenal memiliki harga yang murah dan kualitas yang bagus dibanding kota-kota asal pemesan.

Penyelenggaraan pesta olah raga se-Asia Tenggara, SEA Games, juga sudah dirasakan dampaknya oleh perajin kaos. Bentuknya, berupa aksesoris, seperti boneka, dan kaos souvenir khas Sea Games.

Pemesanan kaos suvenir dan aksesoris itu sudah menjadi kebiasaan setiap kali berlangsung event besar seperti event olah raga skala nasional, pagelaran musik atau kampanye.

Disini, bagi anda yang ingin membuat kaos dengan desain sendiri juga bisa dilayani, minimal pesananannya satu lusin. Soal harga bisa ditawar. Banyak kok yang membuat kaos untuk sebuah komunitas tertentu seperti komunitas motor atau band di Jalan Suci.

Sabtu, 29 Oktober 2011

PERSIB Bandung

Bobotoh dan Bisnis Miliaran Rupiah

Ada sejumlah tim sepak bola di Jawa Barat, namun hanya Persib Bandung yang paling konsisten tampil di liga tertinggi Indonesia. Dari sebelumnya bernama Perserikatan, Liga Utama Indonesia, Liga Super Indonesia hingga tahun ini menjadi Liga Prima Indonesia, Persib Bandung, tidak pernah absen menjadi salah satu kontestannya.

Selain Persib sebenarnya ada tim lain yakni Pelita Jaya dan tim tetangga Persikab Kabupaten Bandung. Namun tetap saja Persib menjadi ikon sepakbola Jawa Barat. Persib nu aing! Persib milik kami! Kalimat itu sama saja diteriakan bobotoh baik dari Bandung, Purwakarta, Cirebon atau daerah lain di Jawa Barat.

Bahkan penyebaran bobotoh tidak hanya di lokal Jawa Barat, mereka ada di Jakarta, Surabaya, hingga Sumatra. Mereka mengibarkan bendera bobotoh seperti Viking, Bomber dll.

Jumlah bobotoh belum ada yang memastikan, namun dapat dilihat jika mereka ngumpul di Stadion Si Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung untuk menyaksikan Persib bertanding. Kursi Stadion sebanyak 40 ribu unit terisi penuh. Itu pun tidak semua bobotoh bisa masuk karena memang daya tampungnya terbatas. Jadi jumlah pendukung pasti lebih dari 40 ribu.

Persib memang sudah mendarah daging bagi warga Jawa Barat. Semua tindak-tanduk pemainnya selalu menjadi magnet dan menjadi berita yang terus diburu bobotoh. Persib menjadi salah satu bagian dari ikon Jawa Barat yang akrab seperti halnya Gedung Sate hingga tempat belanja FO/ distro.

Banyaknya pendukung tim yang berjulukan Pangeran Biru ini juga menjadi magnet tersendiri bagi mereka yang jeli melihat peluang bisnis merchandise. Kaos apparel Persib bahkan menjadi salah satu kaos yang paling diburu. Sehingga banyak juga distro yang khusus menyediakan kaos Persib.

Salah satu mantan Pemain Persib Bandung Eka Ramdhani, yang pada musim liga tahun ini hijrah ke PSM Putra Samarinda, memiliki sebuah toko distro yang menjual berbagai pernak-pernik Persib. Mulai dari kaos, syal, kaos kaki, topi dll. Bahkan sebuah bus ukuran besar juga disulap menjadi distro mobile yang menjual berbagai merchandise Persib Bandung.

Sayang, saat bobotoh mengetahui Eka Pindah klub, distronya sempat dirusak. Salah satu bentuk kekecewaan dan anarkhis dari pendukung fanatik yang terkadang sesekali muncul.

Selain distro, jumlah PKL yang menjual pernak-pernik Persib jauh lebih banyak. Mereka akan semakin banyak lagi setiap kali ada pertandingan. Kaos bola dengan harga mulai 50 ribu rupiah laris manis. Tetapi kalau ingin mendapatkan kaos asli dari si pemegang merek kaos Persib tahun ini “Mittre”, harganya juga berbeda, bisa 250 ribu hingga 300 ribuan per buah.

Omset penjualan merchandise Persib bahkan akan semakin meningkat setiap kali liga diawali. Sebab kaos atau pun sejumlah merchandise lainnya pasti keluar dengan warna atau model terbaru. Nah, bobotoh tidak mau ketinggalan untuk memiliki kaos Persib paling baru tersebut. Berapapun harganya, pasti dibeli.

Selain bisnis jual beli kaos yang nilainya diperkirakan mencapai miliaran rupiah itu, bisnis lain terkait Persib juga cukup banyak. Seperti Café Persib di Jalan Sulanjana ataupun penjualan lagu-lagu indie dari band lokal Bandung yang mendukung Persib.

Kafe Persib yang berlokasi di Jalan Sulanjana memang cukup unik. Warna biru yang menjadi warna khas Persib nampak mencolok. Sementara menu-menu makanannya pun cukup enak. Mulai dari menu khas Sunda hingga menu Eropa. Kafe ini menjadi salah satu pilihan bobotoh untuk nongkrong ataupun mencari informasi tentang para pemain Persib.

Sementara album lagu-lagu Persib juga cukup laris dan diburu oleh bobotoh. Musisi yang mengisi album tersebut juga band nasional seperti Pas Band, SeriueS Band, Mocca, Cherry Bombshel dll.

Mocca yang membawakan "Mars PERSIB", pada bagian choir yang bernyanyi 'Go...PERSIB...Go!' diisi oleh pelatih dan pemain asing PERSIB pada saat itu (2004), yaitu Juan Paez, Andres Angelo, Claudio Lizama dan Adrian Colombo. Lagu-lagu ini biasanya dinyanyikan para bobotoh saat berada di stadion saat menyaksikan Persib berlaga.

Bahkan musisi kawakan seperti (alm) Kang Ibing dan Doel Sumbang pun ikut andil mengisi lagu dalam album tersebut.

Nah, Persib memang sudah menjadi salah satu ikon Jawa Barat sekaligus magnet bagi mereka yang jeli melihat peluang bisnisnya

Land Rover Bandung


Off Road Di Pegunungan Bandung

Terasa ada sensasi tersendiri ketiga menikmati off road di lembang atau Pangalengan , Bandung dengan menggunakan kendaraan tua si Land Rover atau sering hanya disebut Rover. Off road menggerus dengan Rover kini semakin digandrungi.

Kenikmatan mengendarai Rover terasa saat menyusuri wilayah hutan kecil dengan sisi kanan dan kiri terlihat jurang tebing yang cukup tinggi. Menikmati pemandangan hamparan kebun teh dengan latar pergunungan. Atau hanya sekedar duduk di belakang Rover memandang senja atau fajar dari puncak Bandung.

Teriakan histeris dari penumpang Rover setiap kali kendaraan menaiki tanjakan terjal ataupun miring hingga terasa hampir terguling selalu saja terdengar. Namun dengan kelihaian sopir, Rover selalu selamat sampai tujuan.

Hampir setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu, sejumlah event organizer memanfaatkan Rover sebagai salah satu kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen. Off road dengan Rover bahkan sering menjadi kegiatan puncak dalam setiap kegiatan out bond. Bisingnya raungan knalpot Rover saat menggerus tanah berlumpur di puncak bukit Lembang atau Pangalengan malah membuat peserta outbound semakin senang.

“Setiap Sabtu dan Minggu selalu saja ada yang “ngojek” Rover, biasanya dikordinir oleh Event Organizer (EO),” ujar Iwan, salah satu penggiat Land Rover Cabang Bandung (LRCB).

Ngojek, demikian ia menyebutnya, menjadi istilah yang sudah umum digunakan oleh pemilik Rover yang menyewakan kendaraan tersebut. Iwan menyatakan, komutas pecinta Rover di Bandung sudah cukup lama membina hubungan baik dengan sejumlah EO.

Ngojek LR perharinya memang lumayan mahal. Ongkos sewa untuk off road di Lembang sekitar 750 ribu hingga 850 ribu per hari rutenya mulai dari Bandung- Gunung Putri hingga Parompong Lembang.. Konsumen tidak perlu membayar lain-lain, tinggal menikmati off road. Biasanya yang digunakan adalah LR panjang sehingga muat tujuh hingga sembilan penumpang per mobilnya.

Selain untuk ngojek, komunitas ini juga tidak melulu menggunakan kendaraan tuanya untuk keperluan mencari uang semata. Banyak kok kegiatan sosial yang mereka lakukan.

Sebagai contohnya saat bulan puasa lalu, ratusan anggota komunitas LRCB mengadakan kegiatan sosial bersama sekitar 500 orang anak yatim piatu dari berbagai yayasan di Bandung.

Booming-nya ojek Rover memang tidak lepas dari peran Event Organizer yang jumlahnya cukup banyak di Bandung. Namun EO yang memanfaatkan jasa Rover Bandung juga banyak yang berlokasi di Jakarta. Jadi jika anda ingin out bond sambil off road dipastikan EO siap menyediakannya.

Namun jika ingin langsung berhubungan dengan LRCB, datangi saja tempat kumpulnya di sekretariat LRCB , Jalan Ciremay nomor 5 Bandung.

Minggu, 23 Oktober 2011

Indonesia Bermain 2011


Indonesia Bermain resmi dibuka pada tanggal 22 Oktober 2011 di gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung . Kegiatan Indonesia bermain diharapkan bisa menjadi sarana kreasi dan edukasi serta mengangkat potensi bermain secara positif.

“Lewat bermain, kita bisa mendapatkan momen-momen pembelajaran dalam hidup kita salah satunya yaitu memunculkan rasa pantang menyerah.” CEO Agate Studio, Arief Widhiyasa.

Di ajang yang baru pertama kalinya dilaksanakan ini, Indonesia Bermain menampilkan 150 digital & mobile games, 180 boardgame & cardgame, 15 publisher lokal & international dan lebih dari 25 perusahaan game developer dari indonesia. Sebanyak 3500 lebih pengunjung memadati hari pertama area permainan raksasa yang terdiri dari digital dan konvensional tersebut.

Dalam kegiatan tersebut juga diperkenalkan Game Smash Mania merupakan game pertama di dunia yang menggunakan teknologi teknologi Near Field Communication (NFC) dan Augmented reality yang dapat dimainkan dalam ponsel Nokia N9, Nokia 600 dan Nokia 700.

Acara yang diselenggarakan oleh Game Developer asal Bandung Agate Studio, Kummara bersama Majalah Marketing dan AnimartDigi dengan dukungan penuh dari Nokia Developer ini digelar selama dua hari pada tanggal 22 dan 23 Oktober di Sabuga, Bandung.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Pesona Cibaduyut

Jajan Sepatu Kulit di Cibaduyut

Ingat Cibaduyut, ingat sepatu kulit. Memasuki kawasan ini anda akan disambut oleh dua patung sepatu ukuran jumbo, tepat diujung jalan masuk Cibaduyut. Memasuki sentra sepatu yang lokasinya tidak jauh dari Terminal Leuwipanjang ini, bagi anda yang gemar berbelanja sepatu akan merasakan surga belanja sepatu. Bagaimana tidak, sepanjang jalan Cibaduyut berjejeran toko-toko besar dan kecil yang menjual sepatu, tas, jaket kulit dll.

Berbelanja di Cibaduyut juga tidak perlu terburu-buru, sebab akan banyak pilihan model sepatu dan variasi harga yang anda temukan. Soal parkir kendaraan juga tidak perlu khawatir. Bus wisata ukuran besar pun sering mampir ke sentra industri sepatu di Kota Bandung ini.

Sepatu buatan Cibaduyut sebetulnya sudah banyak dipakai berbagai kalangan. Hanya saja, jika memakai label lokal Cibaduyut pemakainya seakan merasa belum naik kelas. Harus diakui konsumen lebih menyukai sepatu dengan merek asing yang terdengar lebih trendi dan up to date, meski aspal (asli tapi palsu). Padahal, sepatu dengan merek terkenal kenyataannya banyak yang dibuat di Cibaduyut.

Kini Cibaduyut kembali berbenah untuk mengembalikan kawasan ini sebagai salah satu ikon wisata di Kota Bandung. Anggapan miring terhadap kualitas sepatu seperti mudah rusak dan kurang nyaman mulai ditepis dengan berbagai produk baru dan trendi.

Selain wisatawan yang berdatangan ke toko-toko sepatu di Cibaduyut, banyak juga pesanan yang masuk dari luar negeri melalui internet. Hal ini menandakan kualitas sepatu Cibaduyut setara dengan produk negara lain. Selain produk sepatu, Kawasan Cibaduyut juga terkenal akan produk kulitnya, seperti jaket, tas, ikat pinggang, dan aksesoris jenis lainnya.

Kini selain sepatu, di kawasan yang termasuk wilayah Kec.Bojongloa Kidul tersebut, pengunjung bisa menemukan beranekaragam barang yang terbuat dari kulit. Seperti sandal, tas, dompet, ikat pinggang hingga barang lainnya.Produknya kini sudah mulai dikenal luas hingga ke luar negeri.
Industri sepatu di Cibaduyut memang sangat banyak, sehingga pembuatnya harus selalu jeli dan memiliki inovasi. Model sepatu yang sedang disukai konsumen harus selalu tahu. Selain itu merek sepatu juga dibuat dengan bahasa asing atau dimirip-miriokan dengan merek sepatu tekenal, tanpa menghilangkan identitas lokal Cibaduyut. Langkah ini tentunya untuk semakin meningkatkan prestise sepatu Cibaduyut.

Sebagai contohnya adalah sebuah toko sepatu di Cibaduyut yang menggunakan nama mantan presiden RI Jusuf Kalla sebagai mereknya. Memang tidak menyebut secara lengkap, hanya JK saja. Tetapi siapa pun akan tahu kalau JK adalah inisial khas untuk Jusuf Kalla.

Pemilik merek JK Collection Shoes, Adeng Sugianto, mengakui memiliki ide menamakan merek sepatunya dengan JK setelah mantan wapres itu berkunjung ke Cibaduyut. Saat itu kebetulan mampir ditokonya dan membeli sepatu. Kini JK Collection memiliki hampir 300 model sepatu yang seluruhnya berbahan dasar kulit. Sepatu itu bukan hanya untuk dipakai pria tetapi juga ada yang dibuat untuk perempuan.

Harga sepatu di JK Collection lumayan murah, mulai dari 50 ribu rupiah hingga yang termahal 250 ribu rupiah. Harganya akan jauh lebih mahal jika sudah dijual di showroom atau toko reseller. Untuk memastikan bahwa itu asli buatan Adeng, setiap sepatu akan diberi label JK Collection, baik di alas sepatu bagian dalam atau di samping sepatu. Berupa cap logo JK atau label JK yang diselipkan dengan di sol.

MAIL ART


Ngumpulin Tandatangan Tokoh Dunia

Ternyata berkirim surat dapat menjadi sebuah kegiatan seni, Mail Art namanya. Seni surat-menyurat seperti ini mungkin hanya sebagian kecil yang menggelutinya. Kegiatan berkirim surat ini menurut pengiatnya masuk dalam kategori seni karena kemudian gambar-gambar orang penting dengan tanda tangan mereka dipamerkan kepada public setelah terkumpul dalam jumlah banyak.

Seperti yang dilakukan oleh Evie dan Toni Antonius, dua penggiat Sanggar Olah Seni Bandung. Ia sudah memiliki foto dan poster tokoh dunia seperti pemain bole legendaries asal Brazil, Pele. Lalu mantan Presiden AS George Bush, bintang band rock and roll asal AS Rolling Stone dll.

Menurut Toni, Mail Art pertama pernah dilakukan ditempat yang sama pada tahun 2009 yang mengambil tema “From The World With Love”. Sementara pameran kali ini yang dibuka sejak 26 September lalu itu mengambil tema “Peace, Journey to The East.” Ada sekitar 300 foto dan poster yang dipamerkan.

Ia dan Evie selama sekitar 10 bulan itu berkirim surat kepada sejumlah tokoh atau artis dunia dengan meminta balasan berupa tanda tangan dan sedikit pernyataan tentang tema pameran, yakni kedamaian.

Alamat surat yang hendak dituju memang agak sulit dicari. Beruntung teknologi internet menjadi jalan keluar ketika kesulitan mendapatkan alamat surat sang tokoh atau artis. Surat dikirim dengan melampirkan foto atau poster sang tokoh bersama dengan amplop yang sudah ditempeli perangko balasan. Perangko balasannya pun menggunakan perangko terbitan PT Pos Indonesia. Meski kemudian seringkali balasan didapat dengan menggunakan perangko negara asing dimana tokoh tersebut tinggal.

Untuk mempermudah berkirim surat, Evie dan Toni menggunakan alamat Kotak Pos 6622, Bandung 40116A yang disewa dari PT POS.

Dan ternyata dengan hanya berkirim surat, para tokoh dunia, meski hanya sekedar foto atau poster dengan tandatangan, dapat bersatu dalam sebuah pameran yang mengambil tema kedamaian di Babakan Siliwangi Kota Bandung.

Minggu, 16 Oktober 2011

Jelekong, Kampung Pelukis di Bandung

Jika membeli lukisan sekedar untuk pajangan rumah, mempercantik kamar, tentunya tidak perlu membeli lukisan yang terlalu mahal dari karya pelukis terkenal. Di Kota Bandung ada beberapa lokasi yang dapat dikunjungi jika Anda ingin berburu lukisan murah, namun memiliki kualitas yang baik.

Misalnya di sepanjang jalan Braga Kota Bandung. Disini adalah surganya bagi anda yang akan

membeli lukisan kanvas dengan cat minyak. Harga lukisannya bervariasi mulai dari 50 ribu hingga diatas satu juta rupiah, tergantung dari ukuran lukisan, model lukisan dan bahan-bahan untuk melukisnya.

Di Braga ada sebuah toko yang memang khusus menjual lukisan, yakni Jalu Braga. Jalu jika di panjangkan berarti Jajan Lukisan. Nah disini Anda memang dapat berbelanja lukisan-lukisan bagus namun dengan harga yang dapat ditawar.

Selain di toko, puluhan lukisan yang sudah dibingkai juga dijajakan disepanjang trotoar jalan Braga. Tentunya harga lukisan di trotoar akan lebih mudah ditawar dan lebih murah.

Sebenarnya jika Anda ingin harga lukisan yang dibeli murah, belilah lukisan dalam bentuk lembaran atau belum di bingkai. Harganya antara 50 ribu hingga 150 ribu-an.

Atau jika anda memang sangat kritis terhadap harga lukisan, datangi saja kampung lukis yang ada di Jalan Giriharja Kelurahan Jelekong Kabupaten Bandung. Karena Anda juga perlu ketahui, bahwa lukisan-lukisan yang dijajakn di Jalan Braga hampir seluruhnya adalah karya pelukis di kampung ini.

Dudung, seorang pelukis Jelekong mengakui, setiap bulan ada ratusan lembar lukisan yang dibeli oleh sejumlah Bandar lukisan untuk dijual kembali.

“Semua yang di Jalan Braga itu diambil dari Jelekong. Memang ada juga yang melukis di Braga, tetapi orangnya dari sini juga,” kata dia.

Di kampung lukis ini paling tidak ada enam galeri yang memajang hasil lukisan dari sekitar 500 warga atau pemuda desa tersebut. Jika dirata-rata dalam sehari satu orang mampu membuat satu lukisan, maka dalam sehari ada 500 lukisan yang diproduksi di kampung ini. Tak heran jika banyak bandar lukisan yang menjadi langganannya.

Menurut Dudung, Bandar lukisan tidak hanya datang dari Indonesia saja, tetapi banyak juga yang berasal dari Malaysia, Singapura, Timor-timur dan juga Arab Saudi.

“Mereka membeli lukisan dengan harga sekitar 150 ribuan, dalam bentuk lembaran saja. Setelah dikemas dan diberi kanvas, biasanya dijual diatas 500 ribuan,’ kata dia.

Menjelang Idulfitri, menurutnya, para bandar lukisan lebih banyak memesan lukisan berobjek kaligrafi atau tulisan ayat-ayat suci Al-Quran. Lukisan seperti itu kini sedang laris-larisnya. Meski demikian para pelukis di kampung ini tidak menaikan harga jual.

Salah satu public figure yang pernah heboh diberitakan karena menikahi anak dibawah umur, diakui Dudung, juga telah memborong lukisan kaligrafi sekitar 300 lembar. “Katanya sih mau diekspor. Dia itu kan memang bisnisnya kaligrafi dari kuningan. Kini mau coba-coba kaligrafi lukisan.”

Nah jika Anda berminat ke kampung ini tidak terlalu sulit karena dapat dicapai dengan tujuan pintu toal Buah Batu, Bandung. Perjalanan dilanjutkan ke arah Kecamatan Baleendah menuju Kampung Jelekong. Masyarakat sekitar sudah tidak asing lagi dengan kampung ini sehingga dengan sekali bertanya (jika tersesat) maka akan langsung diantar ke tujuan

Belanja Lukisan di Galeri Lukis Bandung




Bertandang ke Kota Bandung, Anda pasti tidak akan melewatkan sajian khas kulinernya atau lokasi wisata eksotisnya. Tetapi bagi Anda yang sudah bosan karena terlalu sering berkunjung ke kota kembang, masih banyak hal lain selain kuliner yang bisa anda kunjungi.

Cobalah untuk bereksperimen dengan mengunjungi galeri lukisan di kota kembang ini. Meski anda tidak terlalu menggemari seni lukis diatas kanvas, paling tidak dengan melihat karya maestro lukis di beberapa galeri di Kota Bandung, dapat membuat referensi anda bertambah.

Kebanyakan galeri lukis yang ada di Kota Bandung dipilih dilokasi yang jauh dari keramaian, meski tetap lokasinya ada di pusat kota atau jika ada dipinggiran kota, akses jalan mudah dicapai. Kebanyakan galeri milik pribadi atau pelukisnya dan dikonsep senyaman mungkin bagi para pengunjung. Selain menikmati lukisan dan berbelanja lukisan berkualitas, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan Kota Bandung dari atas sambil ngopi.

Sebagai contohnya sebuah galeri yang kini lebih dikenal sebagai Museum Barli yang berlokasi di jalan Prof. Dr. Sutami no 91 Bandung. Seperti namanya, museum ini didirikan untuk mendedikasikan nama besar seniman lukis nasional Barli Samitawinata.

Lukisan karya Barli sudah mendunia. Karya-karyanya bahkan tergolong langka sehingga memiliki nilai jual yang sangat tinggi.

Museum ini terdiri atas tiga lantai, lantai pertama Rangga Gempol, dimaksudkan untuk mengingat galeri awal yang pernah dibuat di kawasan Jalan Dago Kota Bandung. Karena semakin sempit, maka dipindahkanlah lokasinya ke Jalan Sutami. Di lantai ini menjadi lokasi belajar dan diskusi bagi penggemar lukisan barli dan kongkow para sahabat. JIka anda ingin melihat karya Barli, lokasinya ada di lantai paling atas. Lantai kedua dijadikan sebagai galeri.

Galeri lainnya adalah Galeri Seni Popo Iskandar, yang juga menjadi anak didik dari Barli. Berlokasi di Jalan Setiabudi 268. Karena lokasinya di Setiabudi, jalan yang menjadi salah satu urat nadi wisata Kota Bandung, galeri ini juga sering digunakan sebagai ruang public untuk menggelar karya seni selain lukisan. Dan tentunya disini dipajang banyak lukisan karya Popo Iskandar.

Galeri lukisan yang juga asyik untuk didatangi karena lokasinya yang indah dan pas untuk kongkow adalah Selasar Sunaryo Art Space yang terletak di Bukit Pakar Timur No 100.Lokasinya yang ada diatas bukit membuat udara di galeri ini sangat nyaman bagi anak-anak. Sehingga seringkali banyak rombongan keluarga yang sengaja berkunjung sekedar untuk menikmati suasana sambil menikmati kopi khas di galeri ini.

Selain galeri milik pribadi para pelukisnya, di Kota Bandung juga terdapat galeri yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar, yakni Galeri Kita di Jalan RE Martadinata atau lebih dikenal dengan jalan Riau. Atau ada pula Galeri Soemardja, yang dikelola oleh Fakultas Senirupa dan Desain ITB. Disini seringkali diadakan pameran lukisan oleh para alumni ITB, seperti Nandang Gawe yang saat ini menggelar pameran bertema The Ugliness.

Sementara itu ada satu lagi galeri yang memanfaatkan keramaian mal. Galeri Zola Zolu ada di kawasan pusat perbelanjaan Cihampelas Walk, Jalan Cihampelas.

Menurut pemiliknya Hengkie, galeri ini dibuka karena adanya hobby yang sama dari pemilik mal yakni suka mengoleksi lukisan dari pelukis-pelukis besar. Kebetulan ia yang sudah lama memiliki galeri lukis juga tertarik untuk membuka galeri tersebut di dalam mal.

Alasannya, mal banyak dikunjungi orang, sehingga tidak ada salahnya galeri ini ada, selain berbelanja, pengunjung juga bisa menikmati lukisan.

Sehingga jika bermain di lokasi perbelanjaan ini, bapaknya dapat bersantai menikmati lukisan, sementara ibunya bisa berbelanja dan anaknya dapat bermain di wahana mainan mal ini.

Digaleri ini kebetulan sedang berlangsung pameran pelukis Akhmad Su’udhi yang mengambil tema atau objek anak-anak dalam lukisannya. Harga lukisan yang dijual disini berkisar antara 30 juta hingga 75 juta rupiah.

Zola Zolu sendiri awalnya ada di Jalan Natuna 15 Kota Bandung. Lalu membuka galeri di Cihampelas Walk lantai satu, jalan Cihampelas 160. Selain di Bandung Zola Zolu juga membuka galerinya di City Plaza Jalan Jend. Gatot Subroto 42 Jakarta.

Nah, berkunjung ke Bandung tidak ada salahnya menikmati suasana galeri-galeri lukisnya bukan? Lokasinya yang masih ada di pusat kota, sangat mudah untuk di jangkau. Sehingga setelah penat berbelanja di FO atau kekenyangan menikmati kuliner Bandung, bersantai sejenak di galeri lukisan tersebut, bukan pilihan yang buruk.

Gedung Bisnis dan Pusat Hiburan Bandung Tempo Dulu

Sejumlah bangunan cagar budaya di kawasan wisata belanja ini sebagian besar memang masih mempertahankan kondisi asli. Namun itu hanya dibagian luar bangunan saja. Dibagian dalam, penyewa rumah bebas mengatur atau membongkar bangunan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya rumah tinggal yang di jadikan butik atau FO, resto bahkan menjadi hotel.

Bangunan cagar budaya di Kota Bandung sangat layak unt

uk dipertahankan. Selain nilai sejarahnya, bangunan tersebut juga menunjukan hasilkarya sejumlah arsitek seperti Schoemaker bersaudara, A.F Aalbers, Gerber, Gijsel dan termasuk Soekarno.

Bangunan cagar budaya di Kota Bandung jika ditelisik lebih dalam akan diketahui bahwa sebagian diantaranya memang dibangun untuk menjadi pusat bisnis kala itu.

Gedung pensil di Jl A. Yani-Gatot Subroto Nomor 1 kini menjadi kantor Danareksa, perusahaan sekuritas nasional. Bangunan ini dibangun pada tahun 1928 untuk kantor dagang pada zamannya. Lokasinya sangat strategis , terletak di simpang lima sebagai kawasan pusat perdagangan. Bangunan ini jarang terlihat karena posisinya persis berada di pojok jalan antara Gatot Subroto dengan A. Yani yang hanya dilalui kendaraan satu arah.

Gedung ini dinamakan Gedung Pensil karena menilik dari atapnya yang berbentuk bundar dan lancip diujung tengahnya seperti sebuah pensil yang sudah diraut. Bangunan terdiri dari dua lantai dengan gaya arsitektur Eropa yang begitu kental. Dilihat dari bentuk jendela yang besar memanjang tegak lurus.

Gedung ini pernah menjadi pusat kantor Handel Mij. Groote & Scholtz, agen Dunlop dan minyak pelumas Shell. Kini bangunan tersebut digunakan Danareksa. Perubahan penghuni ternyata juga merubah interior didalam gedung, meski bangunan ini menjadi lebih tertata rapi.

Selain Gedung Pensil, bangunan cagar budaya yang hingga kini menjadi pusat bisnis adalah Ex Insulinde di Jl Braga No 135. pada awal dibangun tahun 1921 fungsi utama bangunan ini adalah sebagai pabrik oli yang dirancang arsitek C.P.W Schoemaker dan selesai pada tahun 1924. gaya Art Deco sangat lekat pada bangunan ini. Yang menarik adalah adanya kap lampu terbuta dari perunggu yang ditempatkan di kolom persegi empat di bagian depan bangunan. Hingga kini lampu tersebut masih menyala jika malam hari.

Bangunan ini beberapa kali berubah fungsi, daripabrik oli, lalu menjadi kantor karisidenan Priangan hingga Polwiltabes Bandung. Sempat juga menjadi FO dan sekolah taman kanak-kanak. Saat menjadi sekolah, jendela gedung dicat warna-warni cerah. Kini bangunan ini kembali menjadi pusat bisnis, setelah menjadi kantor pusat Bank BJB Syariah. Bangunan pun dicat putih bersih seperti kondisi aslinya.

Pemerintah Kota Bandung sepertinya berkomitmen untuk menyewakan bangunan cagar budaya sesuai fungsinya pada saat pertama kali dibangun. Selain Gedung Pensil dan Insulinde, gedung De Eerste Nederlandsch-Indische en Hypotheekbank (DENIS) yang menjadi bank Hindia Belanda dan kantor perusahaan asuransi yang didirikan Sam Ratulangi kini tetap berfungsi sebagai bank. (Bank BJB).

Kantor Pos Besar di Jl Asia Afrika juga sampai hari ini masih tetap berdiri kokoh seperti aslinya saat dibangun oleh arsitek J. Van Gendt. Didepan kantor pos juga masih terdapat bis surat yang asli dengan jelas masih tertulis Brievenbus (bis surat). Saat perang kemerdekaan gedung pos ini pernah dibom namun hanya interiornya saja yang rusak dan hangus terbakar, sementara gedung kokoh berdiri hingga saat ini.

Gedung PLN di Jalan Cikapundung juga sejak dulu masih menjadi kantor pengatur listrik. Didirikan tahun 1933 menjadi kantor aNV GEBEO (perusahaan lsitrik pada jaman Belanda). Saat Jang menjajah , gedung ini tetap menjadi kantor distribusi listrik dan saat ini gedung tersebut menjadi kantor pusat PT PLN Distribusi Jabar dan Banten.

Pemerintah Hindia Belanda pada jamannya juga tidak lupa membangun pusat perdagangan, Centre Point. Gedung rumah toko (ruko) ini bersambung dengan Landmark di Jalan Braga yang kini sering digunakan sebagai venue untuk pameran.

Centre point dibangun sejak tahun 1925 yang digunakan sebagai ruko. Centre point merupakan bangunan deret (ensamble) yang terletak di sudut. Dahulu , menjadi pusat belanja orang berduit dan bangsawan karena hanya menjual barang-barang impor dari Eropa. Kini barang yang diperdagangkan tidaklah barang impor lagi. Namun fungsi rumah toko masih tetap dipertahankan.

Warga Hindia Belanda dan kaum bangsawan banyak yang berkujnung ke Kota Bandung. Mereka biasanya berkumpul di sekitar Jalan Braga atau disebut Pedatiweg dan Asia Afrika. Belum ada mobil waktu itu, kendaraan mewah adalah pedati. Di dua jalan ini pedati lalu lalang mengantarkan bangsawan Belanda dan raja –raja yang ingin menikmati hiburan.

Menurut Harastuti, ada sejumlah lokasi atau gedung yang saat itu berfungsi sebagai bioskop atau lokasi pertunjukan seni. Disekitar alun-alun Bandung, berderet empat gedung bioskop yaitu Elita, Oriental dan Varia yang berderet serta Radio Cyti yang bersebelahan dengan rumah bupati Bandung. Sayangnya setelah kemerdekaan, bangunan bioskop itu dihancurkan dan dijadikan pusat perdagangan , pertokoan dan perkantoran.

Yang tersisa adalah Radio City yang dibangun pada tahun 1930. Sebenarnya biorkop ini sering memutar film nasional, namun dengan semakin suramnya perfilman nasional berdampak pula pada bioskop ini. Sempat ditutup lama, lalu menjadi tempat hiburan malam dan klub bilyard. Aktifitas hiburan malam di gedung ini menjadi lebih dominan.

Selain bioskop, pemerintah Hindia Belanda juga membangun gedung untuk hiburan kelas atas. Lokasinya di Jl Naripan No 7 yang kini menjadi kantor yayasan Pusat Kebudayaan (YPK). Disini bangsawan dan orang Belanda bermain bilyard, main kartu dan minum-minum. Gedung pertunjukan juga dibangun di Jl Braga yang dinamakan Majestic. Gedung ini masih sering digunakan untuk berbagai pagelaran seni atau musik bahkan sering dipakai untuk pesta pernikahan.

Bangunan Cagar Budaya di Kota Bandung-Baru 100 yang Dilindungi Perda

Bandung merupakan kota penting saat pemerintah Hindia Belanda masih menguasai nusantara. Hal itu dapat dilhat dari masih banyaknya peninggalan Hindia Belanda khususnya bangunan gedung atau rumah tinggal yang masih kokoh berdiri. Namun juga banyak pula bangunan yang rusak dan tidak dirawat pemiliknya.

Harastuti, selaku pendiri Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung atau lebih dikenal Bandung Her

itage mengakui kini bangunan sejarah yang ada di Kota Bandung lambat laun telah beralih fungsi.

Banyak bangunan bersejarah kini berubah fungsinya menjadi bangunan bisnis. Ini tidak bisa disalahkan akrena perkembangan Bandung yang sangat cepat. Namun sayangnya ada beberapa yang merubah cirri khas bangunan sehingga merusak arsitektur aslinya.

Di Bandung diperkirakan ada lebih dari 1000 bangunan bersejarah dengan usia minimal 50 tahun. Namun tidak semua bangunan tersebut memiliki sejarah atau silsilahnya sehingga sulit untuk dipelihara keasliannya. Tuti kemudian membuat sebuah buku yang berisi 100 bangunan cagar budaya. Kebetulan 100 bangunan itu kini menjadi benda cagar budaya yang dilindungi perda.

Tetapi jangan disalah artikan, hanya 100 bangunan itu saja yang dilindungi. Sebab diduga masih banyak lagi bangunan cagar budaya lain.

Bangunan cagar budaya sendiri paling banyak terdapat di pusat kota, dengan terkonsentrasi di Jalan Braga, Jalan Asia afrika, dan Jalan Ir H. Djuanda atau Dago.

Pembongkaran bangunan cagar budaya yang paling sering terjadi adalah pada bangunan rumah tinggal. Mungkin karena tuntutan era kapitalisme dimana semua diukur dengan uang sehingga pemiliknya pun menyewakan rumah tersebut. Bangunan itu pun berubah dari fungsi privat menjadi fungsi komersil. Paling banyak terdapat di sepanjang Jalan Dago.

Bandung Haritage, menjadi satu-satunya paguyuban yang perduli dengan kondisi cagar budaya yang ada di Kota Bandung. Harastuti, yang menamatkan S3 di ITB dalam bidang konservasi kawasan dan bangunan cagar budaya menjadi penggagas didirikannya paguyuban ini.

Setelah melakukan penelitian sekitar lima tahun, ia dan juga dibantu sejumlah rekan dan mahasiswa arsitek akhirnya menyelesaikan pembuatan buku yang berisi 100 bangunan cagar budaya di Kota Bandung.

“Dalam perda cagar budaya yang dibuat Pemkot Bandung, masyarakat pasti tidak mengerti betul bangunan mana saja yang masuk cagar budaya. Sehingga saya menerbitkan buku ini lengkap dengan alamt dan foto,” kata Tuti.
Ia menyatakan Bandung penuh dengan bangunan bercitarasa tinggi karena dirancang oleh arsitek terkenal dari Belanda dan Eropa. Namun disayangkan banyak bangunan tersebut yang telah rusak dan berubah fungsinya.

Sabtu, 08 Oktober 2011

Locafore, Jazz Festival Kota Baru Parahyangan

Sebanyak 23 musisi jazz nasional memeriahkan Locafore Art, Design, and Jazz Festival yang berlangsung di Bale Pare Kota Baru Parahyangan Bandung Barat, 23 hingga 25 September 2011.




Sejumlah musisi jazz legendaris yang ikut ambil bagian dalam Locafore antara lain Bubi Chen, Benny Likumahuwa dan Indra Lesmana yang tampil dengan Barry Lukumahua dan Sandy Winarta (LLW).

Pagelaran musik jazz menjadi magnet utama pengunjung di gelaran Locafore . Ada dua panggung yang disediakan bagi penampilan sejumlah musisi jazz.

Penampilan musisi jazz sendiri sudah dimulai Jumat, pukul 14.30 dengan penampilan Starlite, grup band jazz yang terdri dari tiga perempuan. Penampilan Starlite menjadi pembuka awalan Locafore yang mengawinkan konsep pertunjukan musik jazz, pameran produk lokal, dan instalasi patung di luar ruangan.

Pada hari pertama, musisi yang tampil seperti Starlite, Newcitylite, Sister Duke, Maya Hasan The Sound of Light, Jubing Kristianto dan Lala Suwages.

Hari kedua, pada Sabtu (24/9) diisi Hemiola, Tripp, 4sixteenth, Julian Abraham Marantika, The Jongens, Musical Troops, Margie Segers, Andien, Benny Likumahuwa, dan LLW.

Sabtu malam pengunjung Locafore membludak karena ada tiga musisi jazz yang paling ditunggu oleh pengunjung yakni Andien, Benny Likumahua dan LLW yang dimotori Indra Lesmana. Benny Likumahua tampil di stage satu sementara Andien dan LLW tampil di stage dua.

Benny Likumahua dengan saxofonenya dan Bary Likumahua dengan cabikan bass-nya tampil mengiringi Margie Segers. The Lady of Jazz ini tampil dengan menyanyikan lagu The Beatles yang dibalut dengan nuansa jazz. Sejumlah lagu The Beatles yang dinyanyikannya antara lain “Don’t Let Me Down”, “Day After Day”, “Come Together”, “Something” dan “Cant Buy Me Love”.

Penonton yang memadati tempat pertunjukan bukan hanya disuguhi kepiawaian olah vokal The Lady of Jazz, tetapi juga permainan atraktif antara vocal Margie dengan permainan trombone Benny dan cabikan bas Barry.

Dipanggung lainnya Andien membawakan sejumlah lagu hitsnya tidak pernah lepas dari applaus penonton di Bale Pare. Dipanggung yang sama, penampilan penutup malam itu oleh Trio LLW memainkan sejumlah lagu dari album pertama mereka seperti Morning Spirit dan Friday Call.

Ketiga ikon jazz nasional ini tampil sangat kompak membawakan jazz bergenre fusion. Penonton pun nampak menikmati aksi ketiganya dan applaus menggema setiap LLW menyelesaikan pemainannya.

Sementara pada penampilan hari terakhir, Minggu (25/9) diisi oleh Imdi Ensemble, Shadow Puppets Quartet, Esqi, Ade Irawan, Dira Sugandi, Bubi Chen dan Maliq and D'Essentials.

Locafore merupakan pagelaran parade jazz yang kedua kali diselenggarakan di Kota Baru Parahyangan. "Pertunjukan ini gratis. Gratis sejak masuk dan keluar. Masyarakat dibebaskan menonton asalkan tidak melampaui kapasitas karena wilayah panggung akan ditutup," ujar Presiden Direktur Kota Baru Parahyangan, Sanusi Tanawi.

Selain pertunjukan musik jazz, penonton juga bisa mendapat hiburan lain berupa instalasi 11 patung oleh seniman terkemuka Indonesia seperti Teguh Ostenrik, Nus Salomo, Dolorosa Sinaga, maupun I Wayan Sujana. Seniman dengan bentuk yang unik menghiasi halaman Bale Pare di tepi jalan yang menghubungkan dua panggung.

Patung –patung tersebut seolah mengkritisi kondisi masyarakat Indonesia saat ini, seperti instalasi yang menggambarkan minuman bersoda yang sudah menenggelamkan ank-anak. Ada juga patung Spiderman, tokoh superhero, namun dibuat seakan-akan sudah berumur tua dan kegemukan. Spiderman juga mengenakan sarung, seperti kebiasaan orang Indonesia yang sudah berumur.

Selain itu, Kotabaru Parahyangan juga menyiapkan ruang khusus yang memajang 43 produk yang didesain secara eksklusif oleh desainer muda Indonesia.

Bambu World Mussic Festival 2011



Suara mendengung seperti suara ribuan lebah keluar dari alat musik tradisional Jawa Barat “Karinding” mengawali pertunjukan pentas musik dunia World Music Festival Bambu Nusantara 5. Seratus orang seniman yang bergabung dalam kelompok Rahayat Karinding memainkan alat musik bambu tersebut secara bersamaan.

World Music Festival Bambu Nusantara 5 ini kembali diselenggarakan di Sasana Budaya Ganesha Jalan Taman Sari Bandung selama dua hari 1 dan 2 Oktober 2011. Pagelaran festival musik yang terbuat dari bambu ini dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf dan Direktu Promosi dan Kepariwisataan Kemenbudpar Farid Murtolo, Sabtu petang (1/10).

Kedua pejabat tersebut membuka festival dengan memainkan alat musik tradisional dari Bambu, Celempungan dengan cara dipukul dengan pemukul dari batang bambu. Celempung merupakan alat musik sunda, yang terbuat dari bambu yang dimainkan dengan cara dipukul.

"Saya tiga kali menghadiri acara ini, semuanya tidak lepas dari suasana penuh dengan kreatif dan penuh dengan gagasan, mulai dari awal masuk gedung sudah ada anak bermain sosorodotan dari komunitas hong, ada angklung elektronik yang bisa dimainkan secara elektronik dengan bantuan Ipad dll,” kata Dede Yusuf saat membuka acara.

Sejumlah musisi lokal dan nasional akan meramaikan World Music Festival Bambu Nusantara 5 ini. Acara tahunan ini, akan digelar sampai dengan Minggu (2/10) dengan menghadirkan Samba Sunda, Sawung Jabo, Balawan, Dwiki Darmawan, dan Sarasvati.

Sabtu sore hingga malam, sejumlah musisi secara bergiliran tampil di tiga panggung berbeda. Panggung pun nampak unik karena terbuat dari bambu.

Sejumlah musisi yang tampil antara lain Jatiwangi Art Factori featuring Ary Juliant, Rafli Wa Saja seorang musisi dari Aceh, dan Samba Sunda yang tampil di Dome Sabuga. Di sisi kanan dan kiri panggung juga menyajikan berbagai seni musik dari bambu seperti Arumba yang dimainkan oleh ibu-ibu dari Jepang (Melodi Manis).

Penampilan melodi manis mendapatkan animo sangat bagus dari ratusan penonton yang hadir. Sebab ternyata orang jepang mampu memainkan arumba, alat musik dari bambu. Mereka menyanyikan sejumlah lagu populer dari Jepang. Selain itu anak-anak punk Bandung pun ikut andil dalam pagelaran ini. Mereka menyebut dirinya sebagai Punklung, yakni memainkan musik bergenre punk dengan mamasukan insturmen alat musik bambu.

Sementara pada hari Minggu, sejumlah musisi nasional akan berkolaborasi dengan pemusik lokal yang memainkan alat musik dari bambu. Misalnya Dwiki Darmawan akan berkolaborasi memainkan piano atau organ dengan diiringi musik bambu dari Ozenk Percussion.

Demikian juga Balawan, musisi yang dikenal dengan permainan gitarnya ini akan berkolaborasi dengan seniman Bandung yang memainkan alat musik dari Bambu seperti angklung dll. Festival ini akan ditutup dengan penampilan Sawung Jabo.

Selama dua hari, tidak hanya pagelaran musik yang ditampilkan dalam worksop membuat permainan dari bambu, atau hal lain dari bambu. Selain itu sejumlah kuliner dari rebung (bambu muda) juga dapat dinikmati oleh pengunjung.

Pengunjung juga dapat membeli oleh-oleh berupa mainan untuk anak-anak seperti topeng, angklung dll.

de Syukron, Semarak Pesta Rakyat Jawa Barat

Gedung Sate terbakar! Tetapi bukannya panik, ribuan warga Bandung yang memadati halaman Gedung Sate malahan bertepuk tangan meriah.

Ya, itu adalah aksi penutup dari rangkaian Semarak Pesta Rakyat Jawa Barat untuk memperingati ulang tahun Jawa barat yang ke -66 tahun. Gedung Sate nampak memerah karena terbakar oleh kilatan api yang dipantulkan dari sinar laser membentuk jilatan nyala api. Aksi yang disebut sebagai Video Mapping ini mendapatkan sambutan antusias dari warga Bandung, Sabtu malam pekan lalu.

Video Mapping dimulai sekitar pukul tujuh malam. Suguhan pagelaran yang diakui terbesar pernah dibuat ini berlangsung sekitar 10 menit menyuguhkan tema What a Wonderfull Jabar.

Gadung Sate bagian depan dijadikan layar tancap bagi tembakan sinar laser yang dibuat oleh sebuah event organizer, Sembilan Matahari, diawali dengan tayangan terkait sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di tatar Pasundan.


Gambar warna-warni nampak cerah namun kemudian langsung berubah ketika VOC mulai memasuki Indonesia termasuk memasuki Jawa Barat. Digambarkan VOC memasuki Indonesia melalui lautan dengan kapal besar untuk menjajah.

Penjajahan Belanda di Indonesia juga digambarkan dengan sejumlah pembangunan besar-besaran termasuk di Jawa Barat khususnya Kota Bandung dengan berdirinya beberapa gedung pemerintahan.

Aksi perlawanan terhadap penjajah Belanda juga digambarkan hingga tercapai kemerdekaan setelah berhasil mengusir Belanda. Namun gambar tidak selesai sampai disitu, sebab kemudian muncul pergolakan yang terjadi di Bandung yang dikenal dengan Bandung Lautan Api (BLA).

Pengunjung nampak terpukau ketika nyala api besar mulai mengelilingi Gedung Sate. Tiba-tiba puncak Gedung Sate ambruk. Penonton pun terdiam sejenak karena mengira Gedung Sate benar-benar ambruk akibat kebakaran besar.

Tepuk tangan pengunjung akhirnya menggema setelah kemudian terlihat kembali bahwa Gedung Sate, ikon kebangganan masyarakat Jabar, ternyata masih utuh. Itu hanya permainan Video Mapping saja.

Diakhir pertunjukan tampil sejumlah ikon Jabar diantaranya gambar Jalan Braga dengan gedung-gedung tuanya, jalan layang Pasupati dan logo tim kesayangan Bandung, Persib. Saat logo Persib muncul, tepuk tangan dan teriakan bobotoh kembali menggema.

Creative head Sembilan Matahari Adi Panuntun mengatakan Video Mapping yang dilakukan di Gedung Sate tersebut merupakan yang terbesar pernah dibuat mereka. Sebelumnya aksi serupa pernah dilakukan di Museum Fatahilah Jakarta.
Ia memilih Gedung Sate sebagai latar belakang pertunjukan laser tersebut karena bangunan tersebut sudah menjadi landmark-nya Jabar.

“Bandung Lautan Api menjadi puncak pertunjukan. Sekaligus menunjukan kepada masyarakat Bandung, bahwa pengorbanan yang dilakukan para pejuang sebagai bentuk kekompakan rakyat dalam melawan penjajahan,” ujarnya.

Untuk dapat menghasilkan pertunjukan spektakuler tersebut, ia bersama dengan puluhan pekerja desainer, IT dan seniman mempelajari sejarah terpenting di Bandung. Sejarah panjang kemudian harus bisa dipertontonkan dalam waktu hanya sepuluh menit. “Kami bekerja memerlukan waktu sekitar dua bulan.”

Ia menyatakan video mapping di Gedung Sate bukan merupakan karya terakhir mereka. Dalam waktu dekat video mapping akan dibuat di Hanoi, Vietnam dan London, Inggris.

Pertunjukan yang pertama kali pernah digelar di Jabar ini memang memerlukan biaya tidak sedikit. Berdasarkan informasi dari Badan kordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Jabar, yang merupakan penyandang dana, dibutuhkan dana sekitar 200 juta lebih.

Namun dana tesebut tidak seluruhnya ditanggung oleh pemerintah, sebab ternyata banyak warga yang juga ingin ikut berpartisipasi dalam pembuatan video mapping tersebut. Penyumbang dana itu kemudian diakhir pertunjukan dimunculkan dalam credit title.

A.Heryawan, Gubernur Jawa Barat menyatakan pesta rakyat Jabar dengan video mapping akan diusahakan untuk kembali digelar tahun depan, saat peringatan ulang tahun Jabar yang ke-67.

De Syukron sendiri mendapatkan perhatian dari para negara sahabat dan duta besar yang ikut hadir diantaranya dari China, Prancis, Kroasia, Belanda, Belgia, Jepang dan Korea.

Braga Festival dari Tahun ke Tahun @ 2011

Dari seni tradisional hingga Band indie

Braga Festival yang baru berlangsung dari tanggal 23 hingga 25 September diawali dengan pawai “bebegig” atau pawai hantu-hantu sawah sehari sebelum pelaksanaan. Rtusan warga dan masyarakat mengarak para bebegig itu mulai dari Balaikota Bandung hingga menuju ke Braga.

Jumat malam sekitar pukul 20.00 WIB, Walikota Bandung Dada Rosada lalu membuka Braga Festival diareal pesawahan padi yang sengaja dibuat panitia. Lokasinya didepan gedung Sarinah yang kondisinya sudah rudak dan kotor tak terurus.

Usai dibuka, warga Bandung pun mulai memadati areal Braga untuk menikmati sejumlah pertunjukan seni. Semalam suntuk pagelaran seni tradisional Tarawangsa dari Cikalong Kab. Sumedang cukup menghibur warga yang hadir.

Keesokan harinya, Braga Festival yang mulai dibuka pukul 09.00 kembali menggeliat dengan aktifita seni dari para seniman Bandung. Braga Festival ternyata bukan hanya milik anak muda saja, sebab seniman dari berbagai usia ikut ambil bagian dalam acara ini.




Memasuki festival dari pintu masuk Jalan Asia Afrika pengunjung akan disambut dengan pameran foto berukuran besar yang memotret perilaku orang gila. Pameran ini ingin menunjukan bahwa ternyata banyak orang yang tidak beruntung di Kota Bandung seperti mereka.

Pameran foto tersebut memang agak menggangu bagi kebanyakan pengunjung, karena selain menunjukan kondisi fisik orang gila yang kotor juga terlalu fulgar. Pengunjung juga akan disambut oleh beberapa bebegig yang nampang disepanjang koridor jalan Braga.

Disini juga ada stand yang banyak dikunjungi yakni Jajanan Jadoel. Jajanan yang dijual disini memang unik dan sulit ditemukan saat ini. Seperti permen gulali, permen kayu, jenang Bandung hingga Koya, makanan ringan dari sagu.

Masuk kedalam menuju ke persimpangan Naripan- Braga, beberapa aksi seni tampil dipanggung berukuran pendek dengant inggi hanya setengah meter berukuran 5x3 meter. Beberapa musisi yang tampil di panggung ini adalah musisi tradisional seperti bobodoran dll.

Pengunjung nampak lebih padat di sepanjang Braga panjang antara Naripan hingga Braga City Walk. Pintu masuk dibuat cukup unik dengan menggunakan instalasi bambu mengerucut membentuk sebuah pintu masuk. Pengunjung akan langsung disambut dengan pameran foto yang dibuat oleh Wartawan Foto Bandung (WFB) mengambil tema suasana Bandung terkini.

Di jalan tersebut ada dua panggung, salah satu digunakan oleh komunitas Drumer Bandung serta Gitaris Bandung. Mereka ikut ambil bagian dengan memainkan keahlian mereka memukul drum dan memetik gitar. Ajang ini selain sebagai bentuk apresiasi “unjuk kabisa” juga sebegai upaya untuk menjaring anggota baru komunitas mereka.

Nampak agak unik , sejumlah musisi berumur juga nampak asyik bermain musik dengan tembang lawas berbahasa Sunda, mereka adalah kelompok Suara Midle Age Community. Komunitas ini juga aktif manggung setiap Senin, Rabu dan Kamis di Braga City Walk.

Ditengah padatnya lalu-lalang pengunjung, beberapa remaja nampak tidak canggung dengan busana mirip tokoh film kartun Jepang. Aksi Harajuku dan Cost play mereka banyak diminati oleh pengunung untuk diajak foto bareng.

Direktur Eksekutif Braga Festival 2011 Diro Aritonang tema Balik Bandung menjadi tema Braga Festival tahun ini. Yang berarti Braga Festival kali ini dipastikan benar-benar milik orang Bandung.

Secara garis besar, Braga Festival 2011 yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Jadi Kota Bandung ke-201 ini mengelar beberapa jenis kegiatan seperti pagelaran seni tradisional hingga musik komtemporer serta pameran produk kreatif dari kriya sampai, batik, produk FO dan kuliner.

Salah satu pagelaran musik yang menarik dalam Braga Festival kali ini adalah "Bandung Legend". Acara itu akan menampilkan sedikitnya 42 musisi legenda asal Kota Bandung yang pernah berjaya pada masanya.

Acara ini akan mengingatkan kembali dan menyambung sejarah yang sempat terputus kepada generasi baru bahwa Bandung adalah barometer musik Indonesia yang melahirkan segudang musisi handal di negeri ini.

Sementara di Cikapundung Timur puluhan Band Indie juga mendapatkan kesempatan untuk menunjukan kebolehan mereka. Bandung memang tidak akan habis menelorkan musisi nasional yang berawal dari band-band indie.