Sabtu, 08 Oktober 2011
Bambu World Mussic Festival 2011
Suara mendengung seperti suara ribuan lebah keluar dari alat musik tradisional Jawa Barat “Karinding” mengawali pertunjukan pentas musik dunia World Music Festival Bambu Nusantara 5. Seratus orang seniman yang bergabung dalam kelompok Rahayat Karinding memainkan alat musik bambu tersebut secara bersamaan.
World Music Festival Bambu Nusantara 5 ini kembali diselenggarakan di Sasana Budaya Ganesha Jalan Taman Sari Bandung selama dua hari 1 dan 2 Oktober 2011. Pagelaran festival musik yang terbuat dari bambu ini dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf dan Direktu Promosi dan Kepariwisataan Kemenbudpar Farid Murtolo, Sabtu petang (1/10).
Kedua pejabat tersebut membuka festival dengan memainkan alat musik tradisional dari Bambu, Celempungan dengan cara dipukul dengan pemukul dari batang bambu. Celempung merupakan alat musik sunda, yang terbuat dari bambu yang dimainkan dengan cara dipukul.
"Saya tiga kali menghadiri acara ini, semuanya tidak lepas dari suasana penuh dengan kreatif dan penuh dengan gagasan, mulai dari awal masuk gedung sudah ada anak bermain sosorodotan dari komunitas hong, ada angklung elektronik yang bisa dimainkan secara elektronik dengan bantuan Ipad dll,” kata Dede Yusuf saat membuka acara.
Sejumlah musisi lokal dan nasional akan meramaikan World Music Festival Bambu Nusantara 5 ini. Acara tahunan ini, akan digelar sampai dengan Minggu (2/10) dengan menghadirkan Samba Sunda, Sawung Jabo, Balawan, Dwiki Darmawan, dan Sarasvati.
Sabtu sore hingga malam, sejumlah musisi secara bergiliran tampil di tiga panggung berbeda. Panggung pun nampak unik karena terbuat dari bambu.
Sejumlah musisi yang tampil antara lain Jatiwangi Art Factori featuring Ary Juliant, Rafli Wa Saja seorang musisi dari Aceh, dan Samba Sunda yang tampil di Dome Sabuga. Di sisi kanan dan kiri panggung juga menyajikan berbagai seni musik dari bambu seperti Arumba yang dimainkan oleh ibu-ibu dari Jepang (Melodi Manis).
Penampilan melodi manis mendapatkan animo sangat bagus dari ratusan penonton yang hadir. Sebab ternyata orang jepang mampu memainkan arumba, alat musik dari bambu. Mereka menyanyikan sejumlah lagu populer dari Jepang. Selain itu anak-anak punk Bandung pun ikut andil dalam pagelaran ini. Mereka menyebut dirinya sebagai Punklung, yakni memainkan musik bergenre punk dengan mamasukan insturmen alat musik bambu.
Sementara pada hari Minggu, sejumlah musisi nasional akan berkolaborasi dengan pemusik lokal yang memainkan alat musik dari bambu. Misalnya Dwiki Darmawan akan berkolaborasi memainkan piano atau organ dengan diiringi musik bambu dari Ozenk Percussion.
Demikian juga Balawan, musisi yang dikenal dengan permainan gitarnya ini akan berkolaborasi dengan seniman Bandung yang memainkan alat musik dari Bambu seperti angklung dll. Festival ini akan ditutup dengan penampilan Sawung Jabo.
Selama dua hari, tidak hanya pagelaran musik yang ditampilkan dalam worksop membuat permainan dari bambu, atau hal lain dari bambu. Selain itu sejumlah kuliner dari rebung (bambu muda) juga dapat dinikmati oleh pengunjung.
Pengunjung juga dapat membeli oleh-oleh berupa mainan untuk anak-anak seperti topeng, angklung dll.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar