Gedung Sate terbakar! Tetapi bukannya panik, ribuan warga Bandung yang memadati halaman Gedung Sate malahan bertepuk tangan meriah.
Ya, itu adalah aksi penutup dari rangkaian Semarak Pesta Rakyat Jawa Barat untuk memperingati ulang tahun Jawa barat yang ke -66 tahun. Gedung Sate nampak memerah karena terbakar oleh kilatan api yang dipantulkan dari sinar laser membentuk jilatan nyala api. Aksi yang disebut sebagai Video Mapping ini mendapatkan sambutan antusias dari warga Bandung, Sabtu malam pekan lalu.
Video Mapping dimulai sekitar pukul tujuh malam. Suguhan pagelaran yang diakui terbesar pernah dibuat ini berlangsung sekitar 10 menit menyuguhkan tema What a Wonderfull Jabar.
Gadung Sate bagian depan dijadikan layar tancap bagi tembakan sinar laser yang dibuat oleh sebuah event organizer, Sembilan Matahari, diawali dengan tayangan terkait sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di tatar Pasundan.
Gambar warna-warni nampak cerah namun kemudian langsung berubah ketika VOC mulai memasuki Indonesia termasuk memasuki Jawa Barat. Digambarkan VOC memasuki Indonesia melalui lautan dengan kapal besar untuk menjajah.
Penjajahan Belanda di Indonesia juga digambarkan dengan sejumlah pembangunan besar-besaran termasuk di Jawa Barat khususnya Kota Bandung dengan berdirinya beberapa gedung pemerintahan.
Aksi perlawanan terhadap penjajah Belanda juga digambarkan hingga tercapai kemerdekaan setelah berhasil mengusir Belanda. Namun gambar tidak selesai sampai disitu, sebab kemudian muncul pergolakan yang terjadi di Bandung yang dikenal dengan Bandung Lautan Api (BLA).
Pengunjung nampak terpukau ketika nyala api besar mulai mengelilingi Gedung Sate. Tiba-tiba puncak Gedung Sate ambruk. Penonton pun terdiam sejenak karena mengira Gedung Sate benar-benar ambruk akibat kebakaran besar.
Tepuk tangan pengunjung akhirnya menggema setelah kemudian terlihat kembali bahwa Gedung Sate, ikon kebangganan masyarakat Jabar, ternyata masih utuh. Itu hanya permainan Video Mapping saja.
Diakhir pertunjukan tampil sejumlah ikon Jabar diantaranya gambar Jalan Braga dengan gedung-gedung tuanya, jalan layang Pasupati dan logo tim kesayangan Bandung, Persib. Saat logo Persib muncul, tepuk tangan dan teriakan bobotoh kembali menggema.
Creative head Sembilan Matahari Adi Panuntun mengatakan Video Mapping yang dilakukan di Gedung Sate tersebut merupakan yang terbesar pernah dibuat mereka. Sebelumnya aksi serupa pernah dilakukan di Museum Fatahilah Jakarta.
Ia memilih Gedung Sate sebagai latar belakang pertunjukan laser tersebut karena bangunan tersebut sudah menjadi landmark-nya Jabar.
“Bandung Lautan Api menjadi puncak pertunjukan. Sekaligus menunjukan kepada masyarakat Bandung, bahwa pengorbanan yang dilakukan para pejuang sebagai bentuk kekompakan rakyat dalam melawan penjajahan,” ujarnya.
Untuk dapat menghasilkan pertunjukan spektakuler tersebut, ia bersama dengan puluhan pekerja desainer, IT dan seniman mempelajari sejarah terpenting di Bandung. Sejarah panjang kemudian harus bisa dipertontonkan dalam waktu hanya sepuluh menit. “Kami bekerja memerlukan waktu sekitar dua bulan.”
Ia menyatakan video mapping di Gedung Sate bukan merupakan karya terakhir mereka. Dalam waktu dekat video mapping akan dibuat di Hanoi, Vietnam dan London, Inggris.
Pertunjukan yang pertama kali pernah digelar di Jabar ini memang memerlukan biaya tidak sedikit. Berdasarkan informasi dari Badan kordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Jabar, yang merupakan penyandang dana, dibutuhkan dana sekitar 200 juta lebih.
Namun dana tesebut tidak seluruhnya ditanggung oleh pemerintah, sebab ternyata banyak warga yang juga ingin ikut berpartisipasi dalam pembuatan video mapping tersebut. Penyumbang dana itu kemudian diakhir pertunjukan dimunculkan dalam credit title.
A.Heryawan, Gubernur Jawa Barat menyatakan pesta rakyat Jabar dengan video mapping akan diusahakan untuk kembali digelar tahun depan, saat peringatan ulang tahun Jabar yang ke-67.
De Syukron sendiri mendapatkan perhatian dari para negara sahabat dan duta besar yang ikut hadir diantaranya dari China, Prancis, Kroasia, Belanda, Belgia, Jepang dan Korea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar